ERA.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan daya tampung siswa baru di tingkat SD dan SMP di Jakarta masih berlebih usai Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Ibu Kota. Daya tampung ini dihitung dari jumlah sekolah negeri dan swasta.
Asisten Kesra Pemprov DKI Jakarta Catur Laswanto, dalam rapat pimpinan bantuan sekolah swasta yang disiarkan Pemprov DKI, Senin, menjelaskan untuk daya tampung SD sejumlah 170.528, SMP daya tampungnya 165.511, SMA 75.380 dan SMK 90.621.
Catur menjelaskan daya tampung calon peserta didik baru tingkat SD sebenarnya tidak ada masalah. Bahkan dari hasil penerimaan pada 2020 ada sisa kursi SD sebanyak 6.600.
"Sementara untuk SMP, peserta didik barunya tercatat 153.016 dan daya tampung 165 ribu, sehingga sebenarnya daya tampung juga berlebih. Daya tampung ini hitungannya di sekolah negeri dan swasta," tutur dia.
Selain itu, Catur juga menjelaskan total daya tampung SMA dan SMK sebanyak 166 ribu. Angka ini juga berlebih jika dibandingkan dengan potensi calon peserta didik.
Baca juga: Pelajar di 1.300 Titik di Jawa Barat Tidak Bisa Belajar Karena Tak Ada Sinyal
"Cuma memang kemarin, isu yang menjadi masalah terkait terbatasnya daya tampung pada SMP, SMA dan SMK Negeri yang memang (daya tampungnya) rendah, sedangkan minat masuk sekolah negeri sangat tinggi. Sehingga daya tampung (sekolah negeri) untuk SMP hanya 51,68 persen dan untuk SMA dan SMK adalah 35,41 persen," ujar dia.
Karenanya, Catur menilai perlunya Pemprov mendongkrak kualitas sekolah. Terutama swasta yang saat ini berada di papan bawah. Tujuannya untuk meratakan sebaran siswa.
Catur menambahkan peserta didik yang mengikuti PPDB ada 358.664. PPDB di sekolah negeri diikuti 334.110, sementara PPDB di madrasah negeri diikuti 24.554. Sementara yang sudah diterima di sekolah negeri ada 222.103 dan yang tidak diterima di sekolah negeri ada 112.007.
"Jadi, nanti kita asumsikan adalah mereka yang akan sekolah di sekolah swasta. Yang sudah terdaftar di sekolah swasta pada posisi 'cut off' 15 Juli adalah 21.441 dan yang masih berproses, baik di madrasah dan sekolah swasta pada umumnya masih berproses, kecuali di sekolah swasta yang papan atas itu memang sudah penuh," ucap dia.