Jokowi Sebut Pertumbuhan Ekonomi Dunia Minus

| 23 Jul 2020 12:13
Jokowi Sebut Pertumbuhan Ekonomi Dunia Minus
Presiden Joko Widodo (Dok. BPMI)

ERA.id - Presiden Joko Widodo memantau perkembangan ekonomi global. Dia menyebut, kondisi perekonomian dunia maupun nasional 'terhantam' cukup kuat sejak pandemi COVID-19. Dia juga mengakui sulit mengendalikan wabah dan ekonomi bersamaan.

"Keadaan sekarang adalah keadaan yang tidak mudah. Keadaan yang sangat sulit bagaimana mengendalikan COVID-19 dan ekonomi ini supaya berjalan beriringan, bukan hal yang mudah," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Kamis (23/7/2020).

Jokowi lantas menceritakan percakapannya dengan pihak International Monetary Fund (IMF) tiga bulan lalu yang menyebutkan kemungkinan di tahun 2020, ekonomi global akan minus hingga 2,5 persen dari yang sebelumnya berkisar di angka 3 persen hingga 3,5 persen. Dua bulan lalu, Jokowi menghubungi Bank Dunia dan mendapat laporan pertumbuhan ekonomi global akan mencapai minus 5 persen.

Tak hanya IMF dan Bank Dunia saja, Jokowi juga menghubungi Organization for Economic Co-operation dan Development (OECD) atau Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi untuk membandingkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Jawaban yang didapat, OECD menilai perekonomian dunia akan tumbuh minus 6 hingga minus 7 persen.

"Gambaran apa yang ingin saya sampaikan? Bahwa setiap bulan selalu berubah-ubah sangat dinamis dan posisinya tidak semakin mudah tetapi semakin sulit. Minus 2,5 ganti sebulan berikutnya minus 5 persen, satu bulan berikutnya minus 6 sampai minus 7,6 persen," ucap Jokowi.

Baca juga: Satu Pabrik Hasil Relokasi Investasi ke Indonesia Dibangun Pekan Ini

OECD, kata Jokowi, juga membandingkan pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara lain. Misalnya pertumbuhan ekonomi Perancis minus hingga 17 persen. Kemudian Inggris minus 15 persen, Jepang minus 8,3 persen, Malaysia minus 8 persen, Amerika minus 9,7 persen, Jerman minus 11 persen, dan Malaysia minus hingga 8 persen.

"Bayangkan, isinya hanya minus, minus, minus, minus, minus, dan minusnya itu adalah dalam posisi yang gede-gede seperti itu. Kita Indonesia di kuartal I masih plus, sebelumnya plus 5 persen, kuartal II kita akan jatuh minus 4,3, mungkin 5 persen," kata Jokowi.

Oleh karena itu, mantan Wali Kota Solo ini meminta Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki untuk segera memberikan stimulus relaksasi kepada pelaku UMKM dan koperasi agar tidak terkena imbas dari pertumbuhan ekonomi global yang terus menerus minus.

Jokowi menegaskan, stimulus relaksasi itu penting untuk diberikan agar sektor koperasi dan UMKN tidak terdampak dari pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat dan krisis ekonomi akibat COVID-19.

"Oleh sebab itu, kita berharap di kuartal III ini kita sudah harus naik lagi. Kalau nggak, nggak ngerti saya betapa akan sulit kita," pungkasnya.

Rekomendasi