ERA.id - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim meminta tiga organisasi pendidikan seperti Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, dan PGRI bisa kembali bergabung dengan Program Organisasi Penggerak (POP) buatan Kemendikbud.
"Dengan penuh rendah hati saya memohon maaf atas segala keprihatinan yang timbul dan berharap agar tokoh dan pimpinan NU Muhammadiyah, dan PGRI bersedia terus memberikan bimbingan dalam proses pelaksanaan program yang kita sadari betul ini belum sempurna," ungkap Nadiem seperti dilansir dari laman YouTube Kemendikbud RI, Selasa (28/7/2020).
Dia mengakui, bahwa tiga lembaga pendidikan tersebut selama ini sudah sangat berjasa terhadap dunia pendidikan di Indonesia. Nadiem juga mengapresiasi atas masukan-masukan dari NU, Muhammadiyah, dan PGRI terhadap POP.
Selain itu, Nadiem juga menegaskan bahwa bahwa Putera Sampoerna Foundation dan Tanoto Foundation dipastikan tidak memakai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam menjalankan programnya. Kedua yayasan yang selama ini bergerak di bidang pendidikan itu akan menggunakan skema pembiayaan mandiri untuk mendukung POP.
"Putera Sampoerna Foundation dan Tanoto Foundation tidak akan menggunakan dana dari APBN sepeser pun. Mereka akan mendanai sendiri aktifitas programnya tanpa anggaran dari pemerintah," tegas Nadiem.
Harapannya, dengan meluruskan hal tersebut maka kecemasan publik mengenai potensi konflik kepentingan, dan isu kelayakan hibah yang sekarang dapat dialihkan kepada organisasi yang lebih membutuhkan.
"Sekali lagi, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan perhatian besar terhadap program ini. Kami di Kemndikbud siap mendengar, siap belajar," pungkasnya.