Jauh Panggang dari Api Pertumbuhan Ekonomi

| 05 Aug 2020 19:49
Jauh Panggang dari Api Pertumbuhan Ekonomi
Ilustrasi (Pixabay)

ERA.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia pada triwulan II-2020 mengalami kontraksi 5,32 persen.

"BPS mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 minus 5,32 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan jika dibandingkan dengan triwulan I-2020 maka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2020 mengalami kontraksi minus 4,19 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (5/8/2020).

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2020 akan terkontraksi 4,3% atau lebih dalam dari perkiraan sebelumnya yang minus 3,8 persen.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam rapat bersama para gubernur di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (15/7/2020). Menurut Jokowi, pandemi virus korona telah menyebabkan tekanan berat pada perekonomian, terutama pada kuartal II/2020.

“Kuartal kedua pertumbuhannya kemungkinan kita bisa minus ke 4,3 persen,” kata Jokowi.

Jokowi menilai proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut masih tergolong baik karena pemerintah tidak memberlakukan karantina wilayah atau lockdown yang menutup total semua aktivitas masyarakat.

Bila kebijakan lockdown ditempuh, Presiden menyatakan pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 diprediksi bakal terkontraksi hingga 17 persen dari sebelumnya tumbuh 2,97 persen pada kuartal I/2020.

Oleh karena itu, Jokowi menginginkan segera terjadi perbaikan ekonomi pada kuartal III. Menurutnya, semua level pemerintahan harus memikirkan strategi untuk menyelesaikan pandemi sekaligus menyelamatkan perekonomian.

Sedangkan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pernah mengungkapkan proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 minus 3,4 persen. Pertumbuhan negatif tersebut disebabkan oleh adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang menghambat berbagai kegiatan ekonomi.

"Kalau kita lihat di kuartal pertama Indonesia masih positif. Tapi memang di kuartal kedua dengan adanya PSBB, Indonesia diprediksi masuk di dalam jalur minus sekitar 3 persen," kata Airlangga dalam diskusi virtual HIPMI, Kamis (18/6).

Rekomendasi