ERA.id - Mbah Diono kaget melihat rumahnya digusur tentara, di Desa Senden, Magelang, Jawa Tengah. Rumahnya memang bisa dibilang gubuk yang reyot, tapi tentara menghancurkannya karena ingin memperbaiki rumah Mbah Diono.
Bagaimana tidak ingin diperbaiki, TNI merasa iba melihat rumah Mbah Diono, yang juga dijadikan kandang kambing. Hal itu disampaikan oleh Budi Darmanto, KetuaKomunitas Sandal Jepitan Bareng.
"Itu yang membuat Mbah Diono terkucilkan," bebernya melalui akun Youtube TNI AD.
Kata Budi, Danramil dan kawan-kawannya bekerja memperbaiki rumah Mbah Diono. Bukan bedah rumah secepat kilat, melainkan butuh waktu hampir sebulan. Alasannya, rumah Mbah Diono digusur lalu dibangun ulang pakai semen dan batako.
Saat proses pembedahan itu, istri KASD Jenderal Andika Perkasa, Hetty Andika, menambah haru momen saat Mbah Diono berkumpul dengan Komunitas Sendal Jepitan Bareng dan tentara-tentara.
"Pak tentara bangun rumah siapa?" kata Hetty.
Tentara menjawab, bahwa ia membangun rumah Mbah Diono. Mbah Diono yang ditanya, terheran-heran. Ia mengira kalau tentara sedang membangun kantor.
Tak lama, Hetty mengajak Mbah Diono masuk ke rumah barunya. Di rumah barunya, ada satu kamar, satu kamar mandi, dan ruang tamu. Di sana, bersama Budi, mereka duduk dan menceritakan keseharian yang Mbah Diono lakukan demi menyambung hidup.
"Thank you, ya," ujar Mbah Diono disambut tawa tentara dan polisi, saat prosesi bedah rumahnya berakhir dan ia diberi bingkisan oleh tentara.