Sopir Ambulans Dipukuli dan Mobilnya Dirusak Saat Bawa Jenazah COVID-19

| 22 Sep 2020 09:56
Sopir Ambulans Dipukuli dan Mobilnya Dirusak Saat Bawa Jenazah COVID-19
Ilustrasi ambulans (Pixabay)

ERA.id - Johanes Ponamon alias Faldo dipukuli massa saat membawa ambulans RSUP Prof RD Kandou yang di dalamnya ada jenazah positif COVID-19, di Desa Talawaan Bajo, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara, Minggu (21/9/2020) malam kemarin.

Faldo sendiri adalah sopir ambulans dan yang mengunggah video nahas itu dan viral di media sosial yakni rekannya, sesama sopir ambulans.

Kata Faldo, saat ia masih di RSUP Prof RD Kandou Malalayang, terjadi perdebatan antara keluarga pasien, apakah akan dimakamkan secara protokol Covid-19 atau tidak. Namun akhirnya disepakati untuk dikuburkan di Desa Talawaan Bajo.

Faldo dan ambulansnya/Kumparan

Faldo pun berangkat ditemani anggota Polsek Wori yang ikut mengawal dan mengarahkan langsung menuju kawasan perkuburan di dalam kampung. Saat memasuki jalan menuju kompleks perkuburan, mobil Faldo diadang mobil dan beberapa massa.

"Beberapa massa menggedor-gedor mobil minta berhenti. Keluarga minta agar jalan terus. Begitu jalan baru 10 meter, tiba-tiba sudah ada massa banyak sekali yang menghalangi mobil. Mereka cabut kaca spion dan memukul ambulans dengan kayu. Mobil patwal yang ada di depan tidak bisa berbuat banyak. Bahkan massa sampai ada yang naik di atas mobil patwal," ujar Faldo, Senin (21/9/2020), dikutip Inews sulut.

Massa lalu mengarahkan agar mobil patwal jalan terus, sedangkan ambulans dipaksa belok ke rumah duka. Di rumah duka, warga meminta jenazah diturunkan.

"Saat saya menurunkan kaca mobil bermaksud memberitahukan cara membuka pintu, tiba-tiba beberapa orang sudah memukuli saya. Untung saja ada keluarga yang menghalangi. Keluarga meminta menutup kembali kaca mobil dan yang lain menutup pintu belakang mobil. Jenazah masih dalam mobil, kemudian disuruh jalan lagi," katanya.

Faldo sampai di kompleks perkuburan. Mesin dan lampu mobil diminta dimatikan. Jenazah kemudian diturunkan keluarga untuk dikuburkan. Faldo pun diminta kembali pulang.

"Pas berjalan sekira 20 meter di tempat gelap, tiba-tiba hujan batu. Ambulans diserang dengan batu. Saya langsung tancap gas sampai ke rumah sakit," ucapnya.

Faldo tak tahu siapa yang tega berbuat keji ke dirinya. Namun dia bersyukur masih ada pertolongan dari keluarga jenazah. "Mungkin kalau tidak ada pro kontra, saya sudah habis, tidak selamat. Karena ada yang berteriak akan membakar saya," tuturnya.

Ambulans yang dibawa Faldo sekarang rusak parah. Kaca-kaca pecah dan bodi kendaraan banyak yang penyok. Kasus ini juga sudah dia laporkan ke  polisi.

Kapolresta Manado Kombes Pol Elvianus Laoli membenarkan. Sudah ada juga laporan yang masuk ke pihaknya. “Informasinya sudah (laporan masuk). Tapi saya belum crosscek,” tegasnya, Selasa (22/9/2020) dikutip dari Manado Post.

Kombes Laoli belum mendapat informasi pasti tentang kejadian tersebut. “Saya belum monitor secara jelas, karena saya konsentrasi di sini (demo Mahasiswa Papua). Jadi saya belum berani memberikan keterangan apapun. Karena saya harus pelajari dulu, karena takutnya salah informasi yang saya dapat,” tandasnya.

Rekomendasi