IDI: Aksi Tolak UU Cipta Kerja Bisa Picu Peningkatan Kasus COVID-19

| 08 Oct 2020 13:20
IDI: Aksi Tolak UU Cipta Kerja Bisa Picu Peningkatan Kasus COVID-19
Ilustrasi (Antara)

ERA.id - Aksi massa menolak UU Cipta Kerja yang telah berlangsung selama tiga hari belakangan ini memunculkan kekhawatiran dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Aktivitas tersebut bisa memicu peningkatan kasus COVID-19 yang signifikan.

Ketua IDI Cabang Bandarlampung, dr Aditya M Biomed mengatakan bahwa sangat mungkin aksi massa menjadi kluster penyebaran COVID-19 karena protokol kesehatan yang terabaikan, baik itu pengunjuk rasa maupun aparat keamanan.

"Saya merasa prihatin sebab tidak ada aksi demo saja peningkatan kasus COVID-19 saat ini luar biasa apalagi ini pada aksi demo ada kerumunan massa yang sangat luar biasa," kata dr Aditya di Bandarlampung, dikutip Antara, Kamis (8/10/2020).

Apalagi massa aksi kemarin Rabu (7/10) tampak mengabaikan protokol kesehatan seperti menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker. Sehingga memungkinkan virus dapat masuk dan bisa jadi kluster baru.

Ia pun berharap baik pemerintah maupun pengunjuk rasa dapat mengesampingkan egonya masing-masing sebab saat ini sedang dalam kondisi pandemi COVID-19 yang mana seharusnya sesama anak bangsa saling mendukung dan bersatu padu melawan wabah ini.

"Saya ataupun organisasi kami tidak ada kepentingan dengan UU itu tapi kok tidak melihat kondisi dan situasi padahal sedang dalam pandemi dan memicu kerumunan massa," kata dia.

Menurutnya, jika memang terjadi kluster COVID-19 dari pengunjuk rasa sudah pasti pemerintah akan kesulitan dalam melakukan penelusuran (tracing). Kemudian aksi kerumunan massa kemarin juga akan dijadikan contoh oleh masyarakat.

"Masyarakat yang bandel tentunya akan menjadikan aksi kemarin sebagai contoh. misalnya saat di pasar atau mengadakan pesta ketika mau dibubarkan mereka akan beralasan demo saja bisa kenapa kita tidak diperbolehkan," kata dia.

Sehingga hal tersebut dapat menjadi persepsi yang buruk di masyarakat dimana saat sedang perang melawan COVID-19.

Rekomendasi