ERA.id - Sekitar 14 ribu orang yang berwisata pada saat cuti bersama Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada akhir pekan lalu di 15 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat (Jabar) menjalani tes cepat COVID-19 yang diadakan oleh Pemprov Jabar. Hasilnya sebanyak 408 wisatawan dinyatakan reaktif berdasarkan hasil tes cepat.
"Sepanjang libur panjang pekan kemarin, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan pengetesan COVID-19 di sejumlah destinasi wisata. Dari sekitar 14 ribu pengetesan, hasilnya ada 408 wisatawan reaktif berdasarkan rapid test," kata Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil di Bandung dikutip dari Antara, Senin (3/11/2020).
Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, mengatakan ada 15 kabupaten kota yang menjadi fokus pengetesan COVID-19 dan selama libur panjang pun, pengawalan dilakukan di lalu lintas padat baik jalan tol maupun non tol.
"Yang reaktif 408 wisatawan. Langsung diusap (swab), karena uji lab antre, belum ada hasilnya. Asumsi terburuk, sebanyak itu yang positif COVID-19. Namun, dari pengalaman tidak 100 persen yang positif," kata dia.
Sementara itu, dari sisi peta zona risiko COVID-19 di wilayah Jabar, Kang Emil mengatakan berdasarkan hasil evaluasi, Kota Bekasi masuk dinyatakan sebagai zona merah penyebaran virus, setelah beberapa pekan lalu zona merah adalah Kota Depok.
Walaupun dinyatakan zona merah, Kang Emil menuturkan Kota Bekasi berada di ranking pertama dari segi penanganan COVID-19 dan penilaiannya berdasarkan kapasitas testing, tracing, treatment, kapasitas rumah sakit, pencegahan, hingga Tata kelola.
"Jadi skor tertinggi ada di Kota Bekasi, kedua adalah Kota Bogor, ketiga Kota Cimahi, keempat Kota Bandung dan kelima Kota Cirebon. Saya berharap daerah lain terus memperbaiki kinerja penanganan COVID-19," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Provinsi Jawa Barat, Berli Hamdani menambahkan beberapa destinasi yang ramai dikunjungi wisatawan saat libur panjang pekan lalu adalah kawasan Puncak, Bogor, Pantai Pangandaran, Sukabumi dan Cianjur.
"Semua data hasil rapid test sudah masuk. Kemudian kita juga melakukan penyelidikan epidemiologi dengan menggunakan google form," kata Berli.
Menurut dia, mayoritas 408 wisatawan yang reaktif COVID-19 tersebut merupakan warga dari luar Provinsi Jabar.
"Daerah Jakarta (mayoritas) sudah pasti, ya, karena memang paling banyak terutama di daerah Puncak kemarin," kata Berli.