ERA.id - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengaku pemerintah tak memiliki masalah dengan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. Sehingga tidak perlu upaya rekonsiliasi setelah tiga tahun Rizieq berada di Arab Saudi.
"Menurut saya, apa yang direkonsiliasi dengan Pak Habib Rizieq? Kita tidak ada masalah. Dari awal kita katakan Pak Habib Rizieq mau pulang, ya pulang saja. Pergi sendiri, pulang silakan," ujar Moeldoko kepada wartawan, Kamis (12/11/2020).
Moeldoko menjelaskan, tidak adanya masalah antara pemerintah dengan Rizieq sangat terlihat saat kepulangan Rizieq pada Selasa (11/11) lalu. Dia menyebut, tak ada satu pun aparat kepolisian maupun TNI yang mencegat Rizieq begitu menginjakan kaki di Indonesia.
Sebaliknya, para aparat keamanan justru mengawal kepulangan Rizieq dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang hingga ke kediamannya di kawasan Petamburan, Jakarta Barat. Aparat kemanan, kata Moeldoko, juga tidak bertindak represif meskipun ribuan massa pendukung Rizieq telah menganggu aktifitas masyarakat.
"Kita tidak berikan upaya-upaya untuk menekan, upaya-upaya untuk menghalangi. Buktinya apa? Beliau datang sampai ke rumahnya ya aman-aman saja, selamat. Jadi inilah, kita juga harus luruskan, harus clear, masyarakat juga harus paham. Tidak ada yang harus direkonsiliasi," ucap Moeldoko.
Ketimbang meributkan upaya rekonsiliasi yang memang tidak diperlukan, Moeldoko menyarankan agar masyarakat memahami hak dan kewajibannya sesuai aturan yang berlaku. Dia mengatakan, negara juga punya hak dan tanggung jawab untuk menegakkan peraturan karena negara wajib melindungi semuanya.
"Jadi menurut saya istilah rekonsiliasi itu, apanya yang mau direkonsiliasi. Asal semuanya baik-baik bekerja, nggak ada masalah. Kita posisinya baik-baik saja," kata Moeldoko.
Sebelumnya, Imam FPI, Rizieq Shihab menyebut nasihat Kiai Syukron Ma'mun soal dialog dengan pemerintah sangat solutif. Meski begitu, sebelum dialog, ia ingin agar aktivis dan ulama yang dianggap dikriminalisasi dibebaskan.
"Beliau bukan sekadar memberikan nasihat pada kita, tapi beliau berikan solusi untuk umat. Solusi yang terbaik untuk umat, untuk bangsa dan negara, untuk pejabat dan rakyat, buka pintu dialog, jadi kalau berbeda pendapat bukan main tangkap, kalau beda pendapat bukan orang ditersangkakan, dipenjarakan," kata Rizieq dalam Youtube Front Tv, Kamis (12/11/2020).
Ia menyebutkan kalau ada perbedaan pendapat maka yang perlu dilakukan duduk bersama untuk berdialog dan adu argumentasi. Karena itu pintu dialog harus dibuka.
"Makanya kalau ada yang teriak-teriak rekonsiliasi, mana mungkin rekonsiliasi bisa digelar kalau pintu dialog tidak dibuka. Buka dulu pintu dialognya baru bisa rekonsiliasi," katanya.