ERA.id - Pasangan calon nomor urut 2 Munafri Arifuddin-Abd Rahman Bando (Appi-Rahman) di Pilkada Makassar, mengkritik penataan kota yang dijalankan oleh Danny Pomanto-Deng Ical belum bisa dikatakan berhasil.
Appi sapaan akrabnya, menyebut ketidakberhasilan Danny-Ical di periode lalu, dalam mengatasi banjir di beberapa pemukiman warga. Selain banjir, persoalan kemacetan juga ia sampaikan.
Menantu pengusaha besar Aksa Mahmud ini bilang, persoalan banjir hingga saat ini masih dikeluhkan oleh warga. Padahal program penataan kota saat Danny-Ical memimpin Pemkot Makassar diklaim telah berhasil.
"Saya rasa persoalan banjir di Kota Makassar masih selalu terjadi, baru masih dikeluhkan warga di beberapa wilayah pemukiman. Saya heran selalu dikatakan berhasil padahal banjir terus," ucap Appi.
Selain banjir, kemacetan pun ia sampaikan di sela debat Pilkada Makassar. Kata Appi, kemacetan terjadi karena akses jalan yang ada di Kota Makassar mirip sebuah (mata) gergaji.
"Tidak satupun wilayah di Makassar yang tidak mengalami kemacetan. Selalu dibilang badan jalan lurus semua, padahal bentuknya seperti gergaji. Ini tata ruang atau tata uang? Tidak ada yang sama," tambah Appi, Selasa (24/11/2020).
Menjawab itu, Danny Pomanto menyebut titik terparah banjir di Makassar ada di Kecamatan Manggala. Di Manggala pula, sejumlah pembangunan milik kolega Appi berdiri megah. Pembangunan itu dikaitkan dengan penyebab banjir.
"Mungkin paslon nomor 2 maksud itu di Kecamatan Manggala. Saya tahu kalau banjir tetap terjadi kalau ada pembangunan di situ, yah mungkin kita tahu," sebut Danny.
Senada, paslon nomor urut 3 Syamsu Rizal juga turut menyinggung pembangun terduga penyebab banjir di Kecamatan Manggala.
Deng Ical berkata, banjir itu dipicu oleh pembangunan dari kubuh paslon nomor urut 2 tersebut. "Kalau kita seorang pengusaha jangan mi mengatur soal pemerintahan, karena nanti lebih mendahulukan kepentingan sebuah kelompok karena adanya koneksi. Wilayah yang dimaksud tadi kan juga banjir karena pembangunan itu," beber Deng Ical.
"Utamakan dulu kepentingan rakyat baru kepentingan parsial, jangan ada grup bisnis yang ingin mengintervensi semua kebijakan," singgung Ical.
Sementara paslon nomor urut 4 Irman YL - Zunnun Halid mengatakan penataan kota yang modern serta maju itu memusatkan semua kantor pemerintahan yang mudah dijangkau oleh warga.
Dia mencontohkan, Kantor KPU Makassar terbilang jauh dari kemajuan penataan kota yang sekarang. Kata adik Mentan Syahrul Yasin Limpo ini, bahwa kemajuan sebuah kota dalam hal menata kota tidak mempersulit kebutuhan pemerintah akan peningkatan ekonomi di masyarakat.
"Saya sependapat dengan paslon nomor urut 2. Saya rasa penataan kota belum bisa dikatakan sukses kalau masih ada kantor pemerintahan pinggiran kota. Kantor KPU Makassar sangat jauh di sana (Manggala) terlebih ada juga hotel diberi izin untuk dibangun," kata Irman.