ERA.id - Jelang masa sekolah tatap muka yang ditargetkan di awal tahun 2021 mendatang. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Makassar bakal menggelar swab test atau polymerase chain reaction (PCR) kepada seluruh tenaga pengajar (guru) dan murid sekolah se-Kota Makassar.
Swab test atau PCR dilakukan kepada guru dan murid setingkat sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah dasar (SD) lingkup pemerintah kota (Pemkot) Makassar nantinya.
Kepada era.id, Pelaksana Tugas Dinas Kesehatan Kota Makassar, Agus Jaya Said mengungkapkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak terutama Dinas Pendidikan (Disdik) untuk mendiskusikan lebih lanjut seperti apa sistem dan mekanisme jika masa sekolah tatap muka dimulai.
Ditemui di Kantor Dinkes Makassar, Jalan Teduh Bersinar, Kecamatan Rappocini. Agus Jaya Said bilang rencananya para pengajar dan juga murid sekolah akan disarankan swab test atau PCR nantinya.
Selain itu kata Agus, sistem dan mekanisme persekolahan pun akan dibicarakan jika sekolah tatap muka tersebut dimulai. "Kami sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak terutama Dinas Pendidikan Makassar. Rencananya guru dan murid akan di swab test terlebih dahulu." ungkap Agus dalam wawancaranya, Jumat (27/11/2020).
Terkait biaya untuk melakukan swab test dan PCR, Agus Jaya Said belum bisa memastikan hal tersebut. Sebab katanya Dinas Kesehatan bersama pihak terkait akan melakukan rapat bersama Plt Walikota Makassar Rudy Jamaluddin seperti apa nantinya.
"Biayanya itu gratis atau tidak, kami akan diskusikan dulu dengan pimpinan di Pemkot Makassar (Plt Walikota)," bebernya.
Informasinya, sekolah tatap muka yang diumumkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Makariem rencananya dimulai pada bulan Januari 2021 mendatang.
Mendengar informasi tersebut, Sekertaris Dinas Kebudayaan ini menerangkan bahwa Dinkes Makassar memiliki aturan dalam menyetujui sistem masuk sekolah tatap muka nantinya.
Agus berkata untuk mengawali sekolah tatap muka, para guru terlebih dahulu menjalani swab test dan mengajar melalui aplikasi zoom (virtual) di sekolah masing-masing.
"Guru swab test dulu lalu mereka mengajar menggunakan aplikasi zoom (virtual). Lalu menyusul muridnya yang akan di swab test agar diketahui non reaktif atau tidaknya seluruh murid," terang Agus Jaya Said.
Sementara proses ajar-mengajar antarguru dan murid di dalam setiap kelasnya. Agus mengungkap, setelah menjalani seluruh syarat-syarat yang ia sebutkan itu. kemungkinan sistem sekolah tatap muka tersebut melibatkan setengah dari jumlah murid perkelasnya.
"Setelah jalani swab test kemungkinan setengah jumlah murid per kelasnya. Kami dan pihak Disdik Makassar akan mendiskusikan hal ini selanjutnya," tutup Agus.