Desmond Mahesa Kritisi Sebutan Laskar FPI: Seperti Tentara, Perang Sama Siapa?

| 10 Dec 2020 20:10
Desmond Mahesa Kritisi Sebutan Laskar FPI: Seperti Tentara, Perang Sama Siapa?
Desmond Mahesa (Dok. Instagram desmondjunaidimahesa)

ERA.id - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Demsond J. Mahendra mempertanyakan Front Pembela Islam (FPI) yang menggunakan sebutan Laskar bagi organisasi sayap yang juga pengawal khusus pimpian FPI Rizieq Shihab. Menurutnya sebutan laskar memiliki makna sama seperti tentara yang bertugas untuk siap perang.

Hal tersebut bermula saat anggota komisi III DPR Fraksi PKS, Aus Hidayat Nur menanyakan pada keluarga laskar FPI yang tewas saat mengadu soal insiden tersebut ke DPR RI. Ia mempertanyakan apakah para laskar tersebut saat pamit sempat menyatakan akan habis-habisan bertarung.

"Berapa lama mereka jadi pengawal imam besar Habib Rizieq? Apakah mereka dilatih khusus untuk itu, ini perlu kejelasan kami sehingga clear," katanya dalam rapat dengar pendapat umum dengan DPR RI, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (10/12/2020).

Ia menduga ada semangat 'bertarung' dari para laskar FPI karena ada gambaran soal Rizieq yang mendapatkan ancaman luar biasa. 

"Apakah sudah jadi program tertentu untuk habis-habisan dalam hal ini," katanya.

Terkait hal ini, Desmond menegur Aus. Ia meminta agar komisi III DPR jangan menggunakan bahasa yang tak netral dalam konteks ini. Ia juga melarang untuk mengungkit hal yang belum jelas. 

"Saya tegur ini sebagai pimpinan. Mau bentrok kapan bentroknya? Yang harus didengarkan apa yang dijelaskan kepada keluarga korban. Ada persiapan perang? Nggak ada kan bu? Nggak ada," kata Desmond.

Desmond pun menanyakan kepada keluarga laskar FPI yang tewas tertembak soal apakah ada pelatihan khusus untuk melakukan pengawalan kepada Rizieq Shihab.

Pertanyaan itu lantas dijawab oleh Umar, paman Andi Oktiawan yang menyatakan kemenakannya tidak mungkin membawa senjata. Sebab saat kejadian hanya bertugas untuk mengawal rombongan Rizieq dan keluarga untuk menghadiri acara pengajian keluarga inti di suatu tempat, bukan untuk berperang.

"Ini bukannya perang. Kalau perang semuanya juga bawa senjata pak," kata Umar

"Untuk mengetahui laskar pasukan khusus saya nggak tahu apakah khusus apa gimana. Mungkin maksudnya khusus pada saat itu yang ditugaskan oleh Imam (Rizieq Shihab) gitu," imbuhnya.

Umar menambahkan, Andi juga tidak mungkin memiliki senjata yang harganya mahal. Sedangkan untuk membeli baju saja kadang keponakannya harus menyicil. Dia mengatakan, keponakannya dan lima korban lainnya menjadi laskar khusus FPI secara sukarela, bukan karena paksaan.

Mendengar jawaban itu, Desmond menilai sebutan laskar sama artinya dengan tentara yang bertugas untuk berperang. 

"Gini lho pak, Kalau ini Laskar, Laskar kan tentara. Jadi bingung juga saya. Laskar ini tentara untuk perang juga. Perang sama siapa? Kalau ini laskar ini kan perang juga nggak benar ini," kata Desmond.

Politisi Gerindra ini mengatakan, melihat hal seperti itu seolah negara sedang dalam kondisi perang ketika era pra revolusi. Sementara laskar FPI ini tidak jelas tujuannya apa. Sebab jika tujuan laskar FPI ini untuk mendirikan negara Islam maka itu sama saja dengan melawan konsitusi.

"Laskar sekarang tujuannya apa? Untuk mendirikan negara Islam? Itu melawan konstitusi," kata Desmond.

Karena itu, Desmond mengingatkan agar FPI berhati-hati memilih sebutan atau nama. Jangan sampai menyiratkan seakan organisasinya ingin membubarkan negara.

Dia juga menyakini, Rizieq sebagai pentolan FPI pun tidak pernah memiliki maksud untuk memulai perang apalagi sampai membubarkan negara Indonesia.

"Ini kita hati-hati sebagai anak bangsa jangan kesannya di antara kita mau perang-perangan. Kalau perang-perangan ya kita-kita juga ya jadi lucu," katanya.

Dia menambahkan, jangan sampai Indonesia yang sudah dibangun ini kemudian dirusak oleh kepentingan-kepentingan politik atau pun golongan. Menurutnya, persoalan paling penting saat ini adalah berperang melawan pandemi COVID-19.

"Udah saatnya kita cooling down untuk menghadapi persoalan COVID-19 yang kapan selesainya tidak jelas. Bangsa ini untuk bertahan aja sudah bagus," pungkasnya.

Rekomendasi