ERA.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan Kementeriannya telah menyetujui GeNose buatan Universitas Gajah Mada (UGM) sebagai alat pendeteksi COVID-19 buatan Indonesia. Dia berharap, alat tersebut bisa segera diproduksi pada bulan Januari 2021.
"GeNose itu sebenarnya sudah di-approve oleh Kemenkes, kita harapkan bisa produksi di bulan Januari," ungkap Budi dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/1/2021).
Namun, kata Budi, karena dibuat oleh perguruan tinggi, maka GeNose tersebut terkendala kapasitas produksi. Masalah tersebut pun sudah dia sampaikan kepada PT Bio Farma (Persero) agar dicarikan jalan keluarnya untuk kapasitas produksi GeNose.
"Saya juga bilang teman-teman di Bio Farma masalahnya adalah pada saat sudah di-aprrove mau produksi karena ini proyek perguruan tinggi tidak ada kapasitas produksinya," kata Budi.
Oleh karena itu, dia meminta PT Bio Farma (Persero) melakukan pendekatan dengan sejumlah perusahaan seperti PT Len Industry dan PT Pindad yang dinilai memiliki fasilitas untuk memproduksi GeNose.
Budi juga meminta PT Bio Farma (Persero) mendekati perusahaan swasta untuk bisa membantu memproduksi alat skrining COVID-19 tersebut.
"Saya sempat bicara dengan Pak Doni (Kepala BNPB/Ketua Satgas COVID-19 Doni Monardo), Pak DOni juga semangat mau beli tapi begitu mau beli susah mengejar kapasitas produksinya. Jadi itu yang nanti kita akan lakukan supaya ada yang membantu lah dari sektor produksinya," kata Budi.
"Jadi kami akan minta tolong teman-teman Kementerian BUMN untuk dicarikan mitranya supaya bisa dibantu," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, alat skrining COVID-19, GeNose, buatan Universitas Gadjah Mada, mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan dengan nomor AKD 20401022883 sehingga bisa diproduksi massal dan didistribusikan ke masyarakat.
"Jadi artinya mulai saat ini GeNose sudah bisa diproduksi massal dan didistribusikan atau dipakai untuk kepentingan masyarakat terutama dalam tentunya skrining COVID-19," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro dalam konferensi pers virtual Perkembangan GeNose dan Rapid Test Antigen CePAD, Jakarta, Senin (28/12/2020).
Izin edar tersebut diperoleh pada 24 Desember 2020. Keberadaan alat itu penting untuk menjawab kebutuhan skrining COVID-19 dalam waktu cepat.
"Alat ini bisa dianggap sebagai alat yang akurat, cepat, aman dan terjangkau dengan teknologi dan desain lokal serta yang masih impor adalah komponen elektroniknya," tutur Menristek Bambang.
GeNose memiliki sensitifitas 92 persen dan spesifitas 95 persen. Kapasitas produksi pada Februari 2021 diharapkan lebih dari 5.000 unit.