ERA.id - Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kalimantan Tengah Sunarti menyatakan, musim hujan menghambat pengembangan laha di areal "food estate" di Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas.
"30 ribu hektare sudah selesai olah lahan sejak Desember 2020, namun ada sebagian belum bisa untuk menanam karena kondisi airnya dalam atau tinggi, intinya ada luapan air," katanya di Palangka Raya dikutip dari Antara, Rabu (27/1/2021).
Meski demikian, Sunarti menegaskan, meski ada yang belum tanam, sebagian ada yang sudah mulai panen. Sebab begitu olah lahan selesai sebagian langsung ditanami.
Wilayah Pulang Pisau ada sekitar 100 hektare yang panen, sedangkan Kapuas awal Februari mendatang, tepatnya Desa Terusan Makmur, Kecamatan Bataguh sekitar 99 hektare padinya juga siap panen.
Adapun dari 30 ribu hektare pengembangan food estate Pulang Pisau-Kapuas, sekitar 95 persen lahannya telah tertanami dan sisanya belum.
"Lima persen yang belum ini bukan karena unsur kesengajaan, namun faktor alam yang kondisi airnya masih dalam, baik di Pulang Pisau dan Kapuas keduanya ada," tambahnya.
Penyedotan air di kawasan yang belum ditanami pun dinilai tidak efektif dilakukan, mengingat kondisi cuaca seperti sekarang. Untuk itu pihaknya masih menunggu perkembangan kondisi di lapangan terlebih dulu.
Kondisi tersebut menjadi evaluasi bagi pihaknya, terkait bagaimana manajemen airnya. Namun menurutnya, Insya Allah sembari melihat perkembangan cuaca ke depan apabila memungkinkan penanaman akan terus dilanjutkan.
"Katakanlah habis tanam itu nggak ada hujan lima hari saja, nanti terendam itu nggak masalah. Kalau di awal terendam, maka pertumbuhannya akan terganggu," ungkapnya.
Selain musim hujan, hambatan juga ditemui karena adanya angin kencang, sehingga apabila varietas yang tidak kuat maka berpotensi rebah. Namun kebanyakan varietas yang digunakan cukup kuat, seperti Inpari 30 maupun 42, sedangkan sebagiannya seperti varietas hibrida yang dikembangkan sebagai perbenihan.