Alasan Vaksinasi Berjalan Lambat: Nakes 'Ogah' Datang Sampai Kekurangan Kulkas

| 28 Jan 2021 21:50
Alasan Vaksinasi Berjalan Lambat: Nakes 'Ogah' Datang Sampai Kekurangan Kulkas
Penyuntikan Vaksin (Dok. BPMI)

ERA.id - Pemerintah sedang menjalankan program vaksinasi COVID-19 tahap pertama yang diprirotaskan kepada 1,4 juta tenaga kesehatan dan petugas medis. Namun, vaksinasi tersebut dinilai berjalan lambat. 

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 mengungkapkan dua alasan yang menjadi kendala vaksiniasi kepada tenaga kesehatan. Pertama, terdapat tenaga kesehatan yang tidak datang melakukan vaksinasi.

"Kendala di mana tenaga kesehatan tidak datang untuk menerima vaksin pada jadwal yang ditetapkan," ujar Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube BNPB, Kamis (28/12021).

Oleh karena itu, Wiku mengimbau agar para tenaga kesehatan segera menerima vaksinasi COVID-19 sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Dia menegaskan, vaksin merupakan salah satu langkah preventif bagi tenaga kesehatan untuk menegah penularan.

Sebab, kata Wiku, menurut penelitan tenaga kesehatan ini memiliki resiko tertular COVID-19 sebanyak tiga kali lebih besar daripada orang pada umumnya meskipun di negara dengan kualitas penanganan pandemi yang baik. 

"Mengingat vaksin ini juga diberikan untuk mencegah potensi penularan, juga sebagai bentuk perlindungan diri dari rekan-rekan sekalian," kata Wiku.

Kendala kedua yang menyebabkan vaksinasi COVID-19 kepada tenaga kesehatan dan petugas medis berjalan lambat karena sejumlah daerah kekurangan cold chain atau lemari pendingin untuk menyimpan vaksin COVID-19. Hal ini dikarenakan cold chain yang tersedia masih terisi vaksin non COVID-19.

"Kendala kedua yang ditemukan ialah kapasitas cold chain di beberapa daerah tidak mencukupi dalam penyimpanan vaksin karena terdapat vaksin non COVID-19 yang terhambat pelayannya selama pandemi ini," ungkap Wiku.

Untuk mengatasi kendala tersebut, saat ini pemerintah melalui Kementerian Kehatan sedang berupaya memberbaiki sinkronisasi data logistik vaksinasi agar dapat terdistribusikan dengan baik.

Meski demikian, Wiku meyakini pemerintah mampu menyelesaikan program vaksinasi COVID-19 seperti yang sudah ditargetkan yaitu dalam waktu satu tahun.

"Pemerintah optimis dengan periode vaksinasi yang telah disusun. Oleh karena itu, kami meminta kerja sama daerah seluruh pihak, baik itu pimpinan daerah dan masyarakat untuk bersama-sama mendukung program vaksinasi ini," kata Wiku.

Mengutip laman resmi Kementerian Kesehatan, hingga 28 Januari 2021 sebanyak 368.318 tenaga kesehatan dan petugas medis yang telah menerima suntikan vaksin COVID-19 dosis pertama. Sedangkan untuk penyuntikan vaksin dosis kedua sudah diberikan kepda 5.468 orang.

Rekomendasi