ERA.id - Pemerintah mengeluarkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dilakukan sebanyak dua tahap sejak tanggal 11 Januari hingga 8 Februari 2021. Tujuannya, untuk menekan angka laju penularan COVID-19.
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengklaim pelaksanaan PPKM selama kurang lebih satu bulan ini berdampak cukup baik, meskipun belum menunjukan hasil yang signifikan.
"Jadi PPKM ini dilakukan sudah dua tahap, memang belum menunjukkan hasil yang besar, tetapi bahwa terjadi perbaikan, iya," ujar Wiku dalam diskusi yang disiarkan di kanal YouTube BNPB, Senin (8/2/2021).
Salah satu perbaikan yang nampak dari penerapan PPKM adalah penurunan keterisian tempat tidur di ruang isolasi dan ICU. Menurut Wiku, selain karena Kementerian Kesehatan telah menambah kapasitas tempat tidur di rumah sakit bagi pasien COVID-19, memang angka penularan virus korona sudah mulai mengalami pelandaian khususnya di provinsi Jawa dan Bali.
"Jumlah kasus positifnya sudah mulai melandai meskipun tidak besar. Dengan demikian sekarang mulai menurun akibat adanya PPKM," kata Wiku.
"Maka dari itu sebagai evaluasi, kita harus memastikan bahwa pelaksanaan PPKM di Jawa-Bali ini harus lebih ditegakkan kaitannya dengan kedisiplinan masyarakat dalam protokol kesehatan," imbuhnya.
Senada, juru bicara dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi juga mengatakan pelaksanaan PPKM selama dua jilid tahap mulai terasa dampaknya, khususnya bagi fasilitas layanan kesehatan.
Menurut Nadia, dari catatan sepekan terakhir, jumlah kasus banyak mengalami penurunan, terutama kasus kematian akibat COVID-19. Jika biasanya kasus kematian mencapai angka 200 hingga 350 kasus meninggal, saat ini berkurang menjadi sekitar 150 kasus. Meski demikian, secara umum kasus positif COVID-19 masih belum terlihat membaik.
"Kalau bicara mengenai pengurangan kasus, kita baru bisa merasakan dampak penurunan kasus dari catatan yang ada baru 4-5 hari belakangan. Kita lihat jumlah kasus terutama kematian biasanya kita dapatkan data itu antara 200-350 sekarang angka kematian sudah 150-an," kata Nadia.
"Tapi kalau kita lihat secara umum jumlah kasus positif COVID-19 belum terlihat secara signifikan penurunannya," imbuhnya.
Untuk diketahui, pemerintah terus mengeluarkan berbagai kebijakan demi menekan angka laju penularan COVID-19. Di awal tahun, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diubah menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang difokuskan pada tujuh provinsi di Pulau Jawa dan Bali.
Namun, penerapan PPKM tahap pertama yang dimulai pada 11 Januari hingga 25 Januari 2020, disebut Presiden Joko Widodo tak efektif karena implementasi di lapangan tidak tegas dan tidak konsisten.
Teranyar, pemerintah mengeluarkan kebijakan PPKM berbasis Mikro yang difokuskan hingga tingkat rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW). Diharapkan, PPKM Mikro lebih efektif menekan angka kasus COVID-19 dan mengurangi mobilitas masyarakat.