Sebab Masih Ada Kasus Positif COVID-19 Meskipun Sudah Divaksin

| 23 Feb 2021 08:20
Sebab Masih Ada Kasus Positif COVID-19 Meskipun Sudah Divaksin
Ilustrasi COVID-19 (Era.id)

ERA.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut masih ditemukan kasus positif COVID-19 pada sejumlah tenaga kesehatan maupun tokoh masyarakat dan pejabat, meskipun sudah mendapatkan vaksinasi COVID-19. Namun, mereka yang terkonfirmasi positif merupakan orang yang baru mendapatkan suntikan dosis pertama dan belum menerima dosis kedua.

"Beberapa kejadian tenaga kesehatan dan kepada beberapa tokoh masyarakat yang diketahui positif COVID-19 setelah mendapatkan vaksinasi dosis pertama COVID-19. Mereka belum mendapatkan suntikan dosis kedua," ujar Juru Bicara Vaksin COVID-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers yang disiarkan YouTube Kementerian Kesehatan RI, Senin (22/2/2021).

Nadia mengatakan, mereka yang positif COVID-19 setelah vaksinasi besar kemungkinan sudah tertular sebelum melakukan vaksinasi. Dia mengingatkan bahwa bisa saja saat divaksin, orang tersebut tidak merasakan gejala apapun. Mengingat ada 60 persen kasus positif COVID-19 adalah dengan gejala ringan hingga tanpa gejala.

"Sangat mungkin jadi tenaga kesehatan maupun beberapa tokoh masyarakat yang positif setelah mendapatkan vaksinasi dosis pertama ini, mereka terpapar oleh virus COVID-19 tapi pada saat vaksinasi mereka belum memiliki gejala COVID-19," papar Nadia.

Selain itu, kata Nadia, ada rentang waktu yang cukup lebar, yaitu 5 hingga 6 hari sebelum seseorang merasakan gejala.

"Itu yang menyebabkan bahwa keterpaparan terhadap virus COVID-19 itu sangat mungkin terjadi pada saat sebelum menerima vaksinasi," kata Nadia.

Di samping itu, Nadia juga mengatakan masih ada resiko terpapar virus Corona meskipun sudah menjalani dua kali penyuntikan vaksin COVID-19. Hanya saja, gejala yang ditimbulkan tidak parah. Oleh karena itu, Nadia mengingatkan agar masyarakat tetap harus menjalankan protokol kesehatan secara ketat.

"Meskipun sudah divaksin, kita masih memiliki resiko untuk terpapar dan tertular COVID-19. Kita masih punya kewajiban menjalankan protokol kesehatan untuk melindungi diri dan orang lain hingga kekebalan kelompok terbentuk," pungkasnya.

Rekomendasi