Risiko Negara Rawan Bencana, Jokowi: Rata-Rata 9 Bencana Terjadi Dalam Sehari

| 03 Mar 2021 16:45
Risiko Negara Rawan Bencana, Jokowi: Rata-Rata 9 Bencana Terjadi Dalam Sehari
Jokowi (Dok. Antara)

ERA.id - Presiden Jokowi menyebut Indonesia sebagai salah satu dari 35 negara yang paling rawan bencana di dunia. Tak hanya bencana alam, tapi Indonesia juga rawan dalam menghadapi pandemi.

"Termasuk 35 negara yang paling rawan bencana di dunia. Bukan sebuah angka yang kecil. Tantangan dan cobaan itu harus kita hadapi," kata Presiden Jokowi saat berpidato pada peresmian pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penanggulangan Bencana Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (2/3/2021).

Menurut Jokowi, setahun ini Indonesia telah diberi pengalaman dan pelajaran yang sangat luar biasa. Khususnya soal bencana non alam berupa pandemi COVID-19.

"Kita sekali lagi menduduki ranking tertinggi negara paling rawan bencana karena jumlah penduduk kita juga besar. Sehingga, risiko jumlah korban yang terjadi apabila ada bencana juga sangat besar," lanjutnya.

Ia mengatakan ketika menghadapi pandemi COVID-19, tidak pernah ada pembandingnya dalam sejarah. Sehingga, penanganan dari sisi kesehatan dan ekonomi harus diselesaikan dalam waktu yang bersamaan.

Jokowi pun memaparkan data yang pernah disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, terkait adanya 3.253 bencana di Tanah Air sepanjang tahun 2020. Apabila dirata-rata ada sembilan bencana yang terjadi dalam sehari.

"Ini bukan sebuah angka yang kecil, tapi cobaan, ujian dan tantangan itu yang harus kita hadapi. Baik bencana hidrometeorologi maupun bencana geologi," tegasnya.

Meski dengan jumlah bencana yang terbilang banyak, Jokowi tetap mengapresiasi kinerja BNPB dalam menangani setiap bencana yang ada di Indonesia.

"Pada kesempatan yang baik ini, saya ingin menyampaikan terima kasih dan apresiasi. Penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran BNPB, yang telah mendedikasikan seluruh waktunya untuk menangani dan menyelesaikan krisis sekarang ini," ujarnya.

Rekomendasi