BNPB: Keterisian Tempat Tidur RS di Kalimantan Selatan dan Jawa Barat Masih di Atas 60 Persen

| 22 Mar 2021 19:45
BNPB: Keterisian Tempat Tidur RS di Kalimantan Selatan dan Jawa Barat Masih di Atas 60 Persen
Ilustrasi COVID-19 (Era.id)

ERA.id - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengungkapkan, sejak adanya program vaksinasi COVID-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro, tren kasus aktif di Indonesia terus mengalami penurunan. 

Tapi masih ada dua provinsi yang tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) di atas 60 persen, yaitu Kalimantan Selatan dan Jawa Barat.

"Vaksin, PPKM Mikro, dan tingkat kepatuhan masyarakat yang semakin baik, inilah modal kita untuk bisa mengendalikan COVID-19. Saat ini tinggal dua provinsi saja yang BOR-nya di atas 60 persen yaitu Kalimantan Selatan dan Jawa Barat," ujar Doni dalam rapat kerja (Raker) dengan Komisi VIII DPR RI, Senin (22/3/2021).

Sedangkan untuk daerah lain, khususnya yang melaksanakan PPKM Mikro, Doni menyebut BOR sudah di bawah angka 60 persen. Doni melanjutkan, presentasi BOR menjadi salah satu perhatian dari BNPB sekaligus Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19. Pemerintah harus memastikan tingkat BOR harus dijaga jangan sampai menurun. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesehatan para tenaga medis.

"(BOR) ini kita jaga. Sehingga dokter perawat kita punya kesempatan rileks, punya kesempatan yang lebih banyak untuk beristirahat. Sehingga kelelahan dan keletihan dalam merawat pasien bisa berkurang," kata Doni.

Adapun tren kasus aktif hingga minggu keempat bulan Maret, Ketua Satgas Penanganan COVID-19 ini mengklaim sudah semakin membaik. Saat ini, kata dia, kasus aktif mencapai 129.844 atau 8,89 persen. Jumlah tersebut terbilang cukup menurun dibandingkan pada tanggal 5 Februari lalu yang mencapai 176.672 kasus.

Selain itu, pengurahan hari libur dan pelarangan bepergian bagi anggota TNI/Polri, aparatur sipil negara (ASN), dan pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat liburan Hari Raya Imlek dan Isra Miraj juga terbukti efektif mengurangi jumlah kasus aktif harian dan angka kematian akibat COVID-19.

"Walaupun ada libur Imlek dan juga libur Isra Miraj tetapi tidak diikuti dengan penambahan kasus harian dan juga penambahan kasus aktif," kata Doni.

"Kalau kita lihat di sini angka kematian pada bulan Januari itu mencapai 270an. Kemudian di Februari turun 250-an. Kemudian saat ini sekitar 160an. Jadi ini pengalaman yang sangat penting sekali," pugkasnya.

Rekomendasi