Aksi Teror Marak, KSP Moeldoko: Bukan Konspirasi!

| 01 Apr 2021 16:54
Aksi Teror Marak, KSP Moeldoko: Bukan Konspirasi!
KSP Moeldoko (Dok. KSP)

ERA.id - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengimbau agar masyarakat tidak lagi mengkaitan kasus terorisme dengan opini konspirasi karena akan memperkeruh suasana. Menurutnya, ancaman terorisme itu nyata dan sangat berbahaya.

Pernyataan itu merupakan respons atas sejumlah aksi teror yang terjadi selama sepakan terakhir, mulai dari pengeboman Gereja Katedral Makassar hingga penyerangan di Mabes Polri.

"Ancaman terorisme adalah nyata, dekat, dan berbahaya, sehingga dihimbau untuk menghentikan opini-opini konspirasi yang tidak berdasar , tidak bertanggung jawab dan justru memperkeruh situasi," kata Moeldoko dalam keterangan tertulis, Kamis (1/4/2021).

Moeldoko mengatakan, terorisme adalah musuh bersama seluruh rakyat Indonesia. Oleh karenanya, seluruh masyarakat harus saling menjaga satu sama lain, serta tetap waspada dan tenang.

Masyarakat, kata dia, juga harus membantu aparat penegak hukum apabila memiliki informasi maupun keterangan terkait aksi terorisme belakangan ini.

Mantan Panglima TNI ini menjelaskan bahwa masyarakat tak perlu kahawatir sebab pemerintah telah memiliki perangkat hukum dan strategi yang lengkap untuk membongkar sel teror hingga ke akar-akarnya, termasuk  melalui pendekatan hard approach.

"Jadi, tidak ada tempat untuk bersembunyi bagi seluruh pihak yang terlibat dalam aksi terorisme di Indonesia, seluruhnya akan dibongkar. Upaya penegakan hukum akan dilaksanakan dengan tegas, adli dan seefektif mungkin," kata Moeldoko.

Lebih lanjut, Moeldoko mengingatkan bahwa Presiden Joko Widodo telah menegaskan tidak ada tempat bagi terorisme di tanah air. 

Jokowi, kata dia, juga telah memerintahkan  Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Budi Gunawan untuk meningkatkan kewaspadaan.

"Hal demikian dilakukan untuk menjamin bahwa negara hadir untuk memastikan keamanan seluruh rakyat Indonesia dari rasa takut," pungkasnya.

Rekomendasi