ERA.id - Mantan Menteri Kesehatan periode 2004-2009, Dr dr Siti Fadilah Supari, menjadi salah satu dari relawan vaksin Vaksin Nusantara di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (15/4/2021) hari ini.
“Siti Fadilah menjadi relawan, karena sebelumnya Letnan Jenderal Purnawirawan Sudi Silalahi sudah menjadi relawan bersama Aburizal Bakrie, mantan Menteri Perekonomian,” kata Dahlan Iskan, dalam tulisan Fadilah Nusantara di situs disway.id, Kamis (15/4/2021).
Menurut Dahlan Iskan, mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Jenderal Purnawirawan Abdullah Mahmud Hendropriyono, dan sejumlah anggota keluarganya sudah disuntik vaksin Nusantara yang salah satu penggagasnya Letnan Jenderal TNI Terawan Agus Putranto, mantan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Sufmi Dasco Achmad, Ketua Komisi IX DPR-RI, Melki Laka Lena (bersama istri seorang apoteker, Mandriyati Astiningsih), sudah menerima Vaksin Nusantara, Rabu kemarin.
“Aburizal Bakrie ketika dihubungi langsung bersedia menjadi relawan, karena tahun 2012, pernah mendapat perawatan medis dari Dokter Terawan Agus Putranto. Ini soal kepercayaan masyarakat terhadap reputasi Dokter Terawan Agus Putranto dan RSPAD Gatot Subroto, Jakarta,” sambung Dahlan Iskan.
Dahlan menuliskan pengalamannya terlibat dalam proses Vaksin Nusantara.
Sejumlah tokoh, termasuk salah satunya Sudi Silalahi, mantan Sekretaris Kabinet bersama istrinya percaya pada kemampuan dokter Terawan dalam pengembangan vaksin berbasis sel dendritik.
Dahlan Iskan turut menuliskan proses yang dilalui Sudi Silalahi, yakni diambil darah, sekitar 20 cc atau tepatnya 8 ampul kecil. Selanjutnya, darah tersebut diberi antigen lalu disimpan di laboratorium selama dua minggu.
Setelah muncul antibodi, Sudi Silalahi harus kembali ke RSPAD lagi untuk memasukkan darah tersebut kembali ke tubuhnya.
“Itulah cara yang disebut menimbulkan antibodi Covid-19 melalui sistem sel dendritik. Sel dendritik kemudian mengajari sel-sel darah kita, yakni bagaimana cara memunculkan antibodi –yang lebih awet bertahan di dalam badan, bahkan bisa jadi seumur hidup,” tulis Dahlan.
Mengutip kata Terawan, untuk Vaksin Nusantara, sampai sepekan ke depan baru bisa melayani 40 orang. Baru mulai pekan depan satu hari sudah bisa 80 orang.
“Rupanya Terawan, sebagai inisiator Vaksin Nusantara, akan menempuh jalan mirip sukses Digital Subtraction Angiography (DSA), yang dulunya juga ditentang begitu hebat-sampai ia diberhentikan sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia– tapi akhirnya diterima secara luas,” ujar Dahlan.
Dahlan Iskan mengungkapkan, bahwa sampai saat ini sudah lebih 40.000 orang yang menjalani DSA, termasuk dirinya dan istri sebagai terapi untuk membersihkan saluran darah di dalam otak, yang sempat populer dengan sebutan secara harfiah sebagai 'cuci otak'.