ERA.id - Tindakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua sudah melebihi batas jika disebut hanya sebagai kelompok yang melakukan kejahatan biasa.
Pasalnya, tindakan KKB tersebut sudah termasuk dalam kegiatan teroris. Terakhir, KKB membunuh dua orang guru dan seorang pengemudi ojek di Papua.
Organisasi Pemuda Adat Papua menilai, dari apa yang dilakukan KKB sudah layak disebut sebagai teroris. Pihaknya pun merekomendasikan dan mendukung agar KKB dijadikan sebagai organisasi teroris lokal.
Ketua Umum Pemuda Adat Papua Jan Arebo mengungkapkan hal itu ketika menemui Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Komjen Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Kamis (15/4).
"Kami memberikan dukungan penuh kepada BNPT untuk menetapkan status KKB sebagai teroris lokal. Kenapa demikian? Karena mereka selalu melakukan teror, pembunuhan, kemarin kita baru saksikan 2 guru dibunuh," ujar Jan Arebo kepada Media.
Jan menilai, jika aksi yang kerap dilakukan KKB tersebut terus bergulir maka akan menjadi ancaman bagi negara. Sebab, di penghujung tahun 2021 mendatang tepatnya di bulan Oktober akan ada even besar yakni Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua.
"Ini dampaknya akan membuat kontingen di luar Papua jadi ketakutan. Nah, kalau mereka ketakutan berarti kan PON tidak ada yang ikut event. Ini yang harus kita pikirkan bersama. Kalau kita mau sukseskan PON berarti kita juga harus menciptakan suasana yang aman dan kondusif," terang Jan.
"Untuk itu kami datang ke BNPT, supaya mereka ini ditetapkan sebagai teroris lokal," tambah Jan.
Menurut Jan, apa yang disampaikan Pemuda Adat Papua kepada Kepala BNPT disambut dengan baik. Bahkan, nantinya perwakilan Pemuda Adat Papua akan dilibatkan dalam rapat bersama dengan Komnas HAM terkait status KKB menjadi teroris tersebut.
"Karena KKB ini kan mau dinaikkan statusnya jadi teroris tapi dari Komnas HAM masih ada pertimbangan terkait dengan pelanggaran HAM dan sebagainya," kata dia.
BNPT, kata Jan Arebo, juga akan mengundang pimpinan daerah di Papua bersama Komnas HAM untuk rapat bersama menyikapi situasi di Papua dan terkait status KKB menjadi teroris.
Selain menemui dan berkoordinasi dengan BNPT, perwakilan Pemuda Adat Papua juga berkesempatan bertemu dengan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.
"Saya dan pengurus bertemu dengan Kasau untuk menyampaikan terima kasih atas sumbangsih dan atensinya mengirimkan Pasukan Khas (Paskhas) ke Papua untuk membantu menjaga keamanan, menjaga bandara-bandara yang ada di beberapa wilayah, di Jayapura, Wamena, Oksibil dan Boven Digul," ungkap Jan.