Membaca Peluang dan Elektabilitas Ganjar dan Puan di Pilpres 2024

| 26 May 2021 11:00
Membaca Peluang dan Elektabilitas Ganjar dan Puan di Pilpres 2024
Ganjar Pranowo (Anto/ ERA.id)

ERA.id - Pemilihan Presiden 2024 memang masih lama, namun gejolaknya mulai terasa. PDI Perjuangan belakangan disebut mengalami gesekan internal. Pasalnya, ada dua orang kader banteng, yaitu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua DPP PDIP yang juga putri kandung Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, yang sedang berebut tiket sebagai calon presiden (capres) di 2024.

Gesekan internal itu terlihat saat Ganjar tak diundang dalam acara pengarahan kader partai se-Jawa Tengah di Semarang pada Sabtu (22/5/2021) lalu. Dalam acara tersebut, Puan ditunjuk sebagai pengarah.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komaruddin menilai, peluang Ganjar untuk dicalonkan oleh PDIP sangat kecil, karena PDIP memiliki putri mahkota, yaitu Puan. Namun, elektabilitas Ganjar di publik cukup menjadi hambatan bagi Puan untuk maju sebagai capres.

"Sulit bagi Ganjar dapat restu PDIP. Karena PDIP punya putri mahkota. Namun persoalannya putri mahkotanya elektabilitasnya tak terlihat," ujar Ganjar saat dihubungi, Rabu (26/5/2021).

Meskipun memiliki sedikit peluang, menurut Ujang, Ganjar harus tetap jalan saja dengan niatnya. Dia juga menyarankan Ganjar bekerja semakin baik sebagai gubernur, sebab itu merupakan modal untuk semakin menaikkan elektabilitas. Apabila elektabilitas Ganjar semakin naik, maka peluang Ganjar untuk menjadi capres 2024 dari partai lain terbuka lebar.

"Berkinerja baik sebagai Gubernur, itu akan jadi modal untuk naikkan elektabilitas. Mungkin-mungkin saja Ganjar nyapres dari partai lain. Syaratnya elektabilitasnya harus tinggi dan berpotensi menang," katanya.

Diketahui, sejumlah lembaga survei memasukkan elektabilitas Ganjar dijajaran papan atas dan bersaing ketat dengan nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hingga Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

Sebut saja dalam survei Indikator Politik pada 4 Mei 2021, Ganjar memiliki elektabilitas 15,7 persen. Kemudian survei SMRC pada 1 April 2021, elektabilitas Ganjar sebesar 13,2 persen. Survei Charta Politika menempatkan elektabilitas Ganjar sebanyak 16 persen. Survei LSI pada 22 Februari mencatat elektabilitas Ganjar sebesar 10,6 persen.

Sedangkan elektabilitas Puan masih jauh di bawah Ganjar. Indikator Politik mencatat hanya 2,9 persen. Survei SMRC menyebut elektabilitas Puan sebanyak 5,7 persen. Kemudian Charta Politika hanya mencatat 1,2 persen saja elektabilitas yang dimiliki Puan. Sementara LSI mencatat elektabilitas Puan sebesar 0,1 persen.

Namun, oleh Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP PDIP Bambang Wuryanto tak mau mengakui hasil survei-survei tersebut. Menurutnya, elektabilitas itu hanya sebatas hasil wacana di udara yang belum tentu kebenarannya di lapangan.

"Elektabilitas yang dicapai oleh Anies, oleh Ridwan Kamil, oleh siapapun termasuk Ganjar, itu adalah elektabilitas hasil pemberitaan, hasil wacana udara," kata Bambang, Selasa (25/5/2021).

Bambang mengatakan, hingga saat ini belum ada bukti kuat yang mengindikasikan elektabilitas Ganjar lebih tinggi dibandingkan Puan. Lagi pula, kata Bambang, belum ada perintah langsung dari Megawati terkait calon untuk Pilpres 2024. Menurutnya, apabila sudah ada titah dari Megawati, elektabilitas seseorang pasti bisa berubah dengan cepat.

"Kalau bicara elektabilitas (Ganjar Pranowo), mohon maaf ini belum ada paparannya. Apakah mbak Puan eletabilitasnya diremuk? Mohon maaf, belum ada peperangan. Coba nanti, kalau ibu ketua (Megawati) bilang kau racing itu Puan Maharani. Wah pasti kita gaspol," kata Bambang.

Rekomendasi