ERA.id - Akun Twitter Generasi Muda NU secara terbuka menganggap PKS adalah lawan ideologisnya. PKS pun lalu dikaitkan dengan organisasi Islam di Timur Tengah bentukan Hasan Al Banna, Ikhwanul Muslimin.
Masalahnya kemudian akun NU itu dihujat habis-habisan karena menghubungkan PKS, Ikhwanul Muslimin, dan tes wawasan kebangsaan (TWK). Intinya, ia mendukung TWk karena TWK itu didukung oleh PKS.
“Hemat kami TWK KPK Penting meski banyak catatan, mengingat anggota Partai yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin semakin banyak masuk ke institusi pemerintahan,” tulisnya.
Akun tersebut menegaskan, mereka memiliki komitmen untuk tetap berseberangan dengan PKS. “Dan kami tetap berkomitmen, dimana PKS berlabuh, kami dukung lawannya,” tulisnya.
Hal itu lalu membuat aktivis Elisa meradang. Ia langsung menegur akun Generasi Muda Nahdlatul Ulama tersebut.
"Saran aja nih min, selain dipakai otaknya, sebaiknya ganti nama akun aja sesuai dengan omongan situ sendiri, jadi ini:
@GenerasiMuda_AntiPKS
Usul tagline:
#DimanaPKSberlabuhKamidukunglawannya
Sukses ya!"
Ini pun menimbulkan pertanyaan publik, soal mengapa NU tidak satu suara soal pembatalan TWK. Seperti yang diketahui, Lakpesdam PBNU pernah meminta Jokowi untuk membatalkan TWK.
Menanggapi hal tersebut, dosen sekaligus cendikiawan NU, Nadirsyah Hosen atau yang akrab disapa Gus Nadir, turut menegur akun Generasi Muda NU.
Pernyataan akun Generasi Muda NU itu dianggap tidak sejalan dengan ajaran para kyai NU yakni tawasuth dan tawazun.
“Twit akun Generasi Muda NU ini tidak tawasuth & tawazun, seperti ajaran para Kiai NU,” tulis Gus Nadir di akun Twitter miliknya.
Sekadar diketahui, tawasuth berarti sikap moderat atau berada di tengah-tengah, tidak terlalu bebas juga tidak keras dalam berprinsip, sehingga sikap ini mudah diterima oleh seluruh lapisan yang ada pada masyarakat.
Sementara tawazun yaitu sikap yang dapat menyeimbangkan diri seseorang pada saat memilih sesuatu sesuai kebutuhan, tanpa condong atau berat sebelah terhadap suatu hal tersebut.
“Korupsi itu musuh bersama. Setiap upaya melemahkan pemberantasan korupsi harus ditentang,” lanjutnya.
Olehnya, ia menegaskan jangan sampai ingin berbeda pendapat dengan PKS, lalu bersikap mendukung adanya korupsi di Indonesia.
“Jangan menggeneralisir dimana PKS bersikap, NU harus berbeda. Harus adil meski terhadap pihak yang tidak kita sukai,” ujarnya.