ERA.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mendukung perintah Presiden Joko Widodo agar aparat Kepolisian menindak tegas preman yang melakukan pungutan liar atau meminta paksa uang kepada sopir angkutan barang di Tanjung Priok, Jakarta Utara.
"Saya setuju dengan Pak Jokowi, tidak dibenarkan pungli dimana pun, tidak hanya di Tanjung Priok, di pelabuhan atau dimana pun," kata Riza di Jakarta dikutip dari Antara, Jumat (11/6/2021).
Riza menyatakan seluruh aparat harus disiplin dan berintegritas menjalankan tugas sesuai kewenangan maupun aturan yang berlaku serta menjadi contoh teladan bagi masyarakat. Wagub DKI Jakarta juga meminta masyarakat melaporkan kepada aparat penegak hukum saat menemukan premanisme atau pungutan liar agar segera dilakukan tindakan tegas.
Diungkapkan Wakil Gubernur DKI yang menggantikan Sandiaga Uno itu, Pemprov DKI Jakarta telah berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya dan Kodam Jaya serta Forkominda lainnya melalui pertemuan rutin setiap pekan.
"Kegiatan bersama dan berkoordinasi melakukan rapat, dialog serta mencari solusi terkait masalah yang ada di Jakarta," tutur Riza.
Sebelumnya, Presiden Jokowi bertemu sejumlah sopir kontainer untuk mendengar langsung keluhan terkait adanya pungutan liar (pungli)
Sopir bernama Agung Kurniawan (38) warga asal Ngawi mengadukan kepada Presiden tentang maraknya pungli menimpa di depo pelabuhan.
Depo adalah tempat meletakkan kontainer yang sudah dipakai atau mengambil kontainer yang akan dipakai "shipping line". Hal itu dikonfirmasi pula oleh rekan Agung bernama Abdul Hakim.
Abdul mengatakan kemacetan menambah leluasa pergerakan para preman tersebut dalam menjalankan aksinya memalak supir kontainer. Mendengar keluhan itu, Presiden Jokowi langsung menelepon Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar masalah itu segera dituntaskan.
Selanjutnya, anggota Kepolisian Resor (Polres) Metro Jakarta Utara memeriksa secara intensif 24 orang yang diduga terkait kasus pungutan liar. Pemeriksaan tersebut terjadi tak lama setelah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ditelpon Presiden Joko Widodo saat menerima aduan dari sopir kontainer di Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) dan Terminal Peti Kemas Koja, Jakarta Utara, pada Kamis.
"Ya, sudah kami amankan ada 12 (orang) tambah 12, berarti ada 24 lagi kami periksa secara intensif dari dua lokasi. Satunya di depo PT Greeting Fortune Container (GFC), satunya lagi di depo PT Dwipa Kharisma Mitra Jakarta," kata Kepala Kepolisian Resor Metro (Polrestro) Jakarta Utara (Jakut) Komisaris Besar Polisi Guruh Arif Darmawan.
Menurut Guruh, personelnya masih dalam tahap memeriksa dan belum menetapkan tersangka dari kasus kriminal jalanan itu. Kapolres memastikan akan menindak tegas pihak-pihak yang terlibat guna mencegah pungli terjadi lagi di wilayah Jakarta Utara.