ERA.id - Pengamat Intelijen dan Terorisme Stanislaus Riyanta sangat menyayangkan Orang Asli Papua (OAP) terus menjadi korban kekejaman teroris Organisasi Papua Merdeka (OPM). Sejumlah kejadian belakangan ini menunjukkan bahwa OPM atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) ini semakin biadab dan menggunakan kekerasan untuk meraih tujuan.
"Cara-cara dan gerakan mereka sudah sesuai dengan definisi terorisme dalam UU Nomor 5 Tahun 2018. Aksi ini juga dapat dinilai bahwa mereka semakin tertekan sehingga meningkatkan intensitas aksinya," kata Stanislaus kepada wartawan, Senin (13/6/2021).
Stanislaus meilai kerjasama antara aparat keamanan dengan masyarakat perlu dikuatkan. Aparat keamanan harus hadir untuk melindungi masyarakat. "Masyarakat harus percaya penuh kepada aparat keamanan," katanya.
Sebelumnya, OPM kembali melakukan aksi terorisme pada Jumat 4 Juni 2021. Dilaporkan sebanyak tiga orang tewas dalam aksi teror tersebut. Salah satu di antaranya adalah Patianus Kogoya seorang kepala kampung di Nipuralome, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua. Pria kelahiran Ilaga 14 Juli 1975 ini mengalami luka tembakan pada kepala bagian belakang.
Hal ini terungkap saat Kepala Kampung Kago, Denis Wonda bersama 9 OAP lainnya melaporkan adanya kejadian penembakan terhadap 6 OAP ke Polres Puncak. Tiga OAP dinyatakan meninggal dunia dan sisanya mengalami luka-luka.
Di saat bersamaan, Kapolres Puncak Kompol I Nyoman Punia sedang melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) terkait sejumlah bangunan di Bandara Aminggaru, Ilaga, yang dibakar teroris OPM, Kamis 3 Juni 2021. Kapolres berkoordinasi dengan pihak TNI untuk mengevakuasi para korban.
Dengan menumpang 1 truk, gabungan dari Satgas Pamtas Mobile Yonif 715/MTL dan Satgas Apter Persiapan Koramil Mayuberi yang dipimpin oleh Letda Ckm dr. Lonal M (Dokter Yonif R 715/MTL) berangkat dari Pos Satgas Apter Persiapan Koramil Mayuberi, Kampung Kago menuju Kampung Nipuralome. Setibanya di lokasi, Satgas mengevakuasi para korban ke Puskesmas Ilaga.
Dari Puskesmas itu dapat dipastikan identitas korban. Salah satunya, identitas Patianus Kogoya. Kemudian keluarga korban membawa jenazah ke Kampung Nipuralome dengan ambulan Puskesmas dan dikawal oleh pihak Polri.
Selain, penembakan kepala kampung Patianus Kogoya, kisah tragis juga dialami pelajar asli Papua bernama Ali Mom yang menjadi korban Kebiadaban teroris OPM. Ali Mom ditembak kelompok Lekagak Telenggen.
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom mengakui membunuh dan membantai sadis pelajar SMA itu. Para teroris pembantai mengaku tahu bahwa korban merupakan pelajar. Namun kelompok OPM ini tetap membunuh korban karena dianggap sebagai provokator dan anggota intelijen atau mata-mata.
Lalu Kelompok teroris OPM ini juga menembak mati OAP bernama Boni Bagau pada akhir Januari 2021. Boni merupakan warga sipil di Kabupaten Intan Jaya, Papua ditembak OPM pimpinan Undius Kogoya.
Pada April 2021 lalu, Sebby menyampaikan dengan tegas pihaknya tetap akan menghabisi OAP yang dianggap menjadi mata-mata. Namun kelompok teroris ini tidak bisa membuktikan tuduhan itu.