Pandemi COVID-19 Jadi 'Titik Balik' Penataan Kurikulum Pendidikan Indonesia

| 14 Jun 2021 22:15
Pandemi COVID-19 Jadi 'Titik Balik' Penataan Kurikulum Pendidikan Indonesia
Ilustrasi sekolah (Amalia Putri/era.id)

ERA.id - Anggota Komisi I DPR Rizki Sadig mengatakan pandemi COVID-19 membuat ruang gerak dunia pendidikan semakin terbatas. Meskipun di sisi lain teknologi informasi malah berkembang sangat pesat.

"Segala interaksi fisik juga sangat dibatasi, walaupun sekolah nanti akan dimulai pada tahun ajaran ini untuk mulai uji coba tatap muka, tapi semuanya masih dalam pantauan dan dalam seleksi yang sangat ketat, sehingga juga masih punya keterbatasan," katanya dalam diskusi daring, Senin (14/6/2021).

Menurutnya, pembelajaran jarak jauh secara online memang banyak pihak. Tidak hanya antara guru dan murid, tapi juga para pelaku di dunia pendidikan, pemilik sekolah, guru, dan pembuat kurikulum.

"Ditambah lagi orang tua siswa dalam posisi yang juga terkaget-kaget dengan situasi ini dan harus melakukan penyesuaian-penyesuaian. Saya kira ini adalah kesempatan buat semua, mungkin perlu menata sebuah kurikulum yang kira-kira kurikulum itu tidak lagi kepada persoalan bagaimana proses belajar mengajar siswanya harus menghafal, siswanya harus memahami dengan cara mencatat dan lain sebagainya," katanya.

Ia menyebutkan di beberapa negara maju siswa diberikan keleluasaan untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan minat dan keinginan masing-masing. Karena sejatinya proses belajar mengajar itu tidak hanya soal masalah teoritis, tapi memahami terhadap apa yang dipelajari, dilatih untuk memahami dan menyesuaikan dengan minatnya dari mulai TK.

"Bahwa diminta untuk mengarahkan minat dan bakatnya, tidak memaksakan tumbuh kembang setiap anak manusia yang itu tidak bisa dipaksa dengan sebuah ruang-ruang kelas yang sifatnya rutin," katanya.

Rizki menilai anak-anak harus dididik bersosialisasi dengan dunia yang hari ini berkembang begitu pesat. Lalu bersosialisasi dengan dunia internasional, bersosialisasi dengan dunia yang tidak dalam satu ruang-ruang tertentu.

"Saya kira ini juga menjadi PR kita semua khususnya pemerintah dan pelaku-pelaku di dunia pendidikan," katanya.

Rekomendasi