Monyet Ekor Panjang Mati Ditembak Usai Serang Warga Nelayan Indah Medan

| 19 Jun 2021 11:00
Monyet Ekor Panjang Mati Ditembak Usai Serang Warga Nelayan Indah Medan
M Aditya bocah yang menjadi korban serangan monyet ekor panjang (Dok. Istimewa)

ERA.id - Sekitar sebulan terakhir warga di Kelurahan Nelayan Indah, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut), dihebohkan dengan kemunculan monyet ekor panjang. Seorang warga lanjut usia (lansia) dan seorang anak menjadi korban gigitan monyet.

Warga yang geram dengan ulah monyet ekor panjang itu akhirnya menembaknya hingga mati, Jumat (18/6/2021). M. Aditya adalah anak yang mengalami penyerangan monyet. Ditemui di kediamannya ibu korban Aina (34) menceritakan, Aditya diserang pada pekan lalu saat sedang menguras air dalam sampan di depan rumah mereka. Adit diserang tiba-tiba dari belakang, lantaran terkejut ia berusaha menghindari serangan si monyet

"Datangnya tiba-tiba dan langsung menyerang dari belakang. Anak saya mengalami luka gigitan di lutut sebelah kiri," kata Aina.

Akibat gigitan monyet itu, kata Aina, anaknya mengalami demam dan lutut bengkak. Meski luka bekas gigitan sidah diobati di Puskesmas, namun bengkaknya masih terlihat. Kini Aditya hanya terbaring di kasur menunggu kakinya pulih.

"Kondisinya sekarang sudah agak mendingan, tidak denyut lagi. Tapi kalau jalan masih sulit karena masih bengkak," ujarnya.

Sementara itu ayah M Aditya, Heri (35) mengatakan sepengetahuannya di daerah tersebut tidak pernah melihat kemunculan monyet. Sedangkan monyet yang menyerang anaknya itu baru muncul pada bulan puasa dan saat itu terlihat ada ikatan tali pada lehernya. Dia menduga monyet tersebut sebelumya dipelihara.

"Sudah banyak yang jadi korbannya. Ada yang kena (gigit) di pantat, di betis. Ada lah sekitar 12 orang sudah digigitnya," beber Heri.

Korban lainnya yang diserang oleh monyet nakal itu adalah Tumini, seorang wanita lanjut usia (lansia). Monyet itu tiba-tiba meloncat ke pundak Tumini yang tengah menunggu cucunya pulang kerja sebulan yang lalu. Jari tangan nek Tumini digigit hingga berdarah. Nek Tumini saat itu menjerit meminta pertolongan namun seketika monyet itu lari dan melompat ke pepohonan.

"Sakit sekali, sudah menjerit minta tolong tapi nggak ada yang nolong. Darah banyak bercucuran," ungkapnya.

Dia sempat mendatangi kantor lurah yang tidak jauh dari kediamannya, namun tidak ada tanggapan dan hanya disarankan berobat.

"Karena tidak ada tanggapan saya pergi berobat dan kena Rp300 ribu. Harapannya bisa secepatnya ditangkap," harapnya.

Tidak beberapa lama, warga sekitar riuh lantaran monyet itu menampakkan diri di atas genteng sekolah. Warga mulai ramai melihat monyet yang menyerang beberapa warga itu.

Terdengar suara letusan dari senapan angin. Monyet yang terkejut langsung berlindung ke pepohonan sambil bergelantungan. Dia sesekali celingukan melihat keramaian. Letusan kedua kembali terdengar dan membuat si monyet terkejut dan berpindah ke dahan lain.

Pada letusan ketiga, monyet itu terlihat menggantung dengan satu tangan masih memegang dahan dan akhirnya terjatuh ke tanah. Seorang pemuda memberanikan mengangkat tubuh monyet yang telah terkulai.

"Kuat kali monyet ini, sudah pernah kena setrum listrik dan jatuh ke tanah tapi masih bisa bangkit dan lari. Ditembak pakai senapan angin mimis santai aja dia. Kali ini dia mati kena senapan kijang," ucapnya sambil menenteng tubuh monyet itu.

Tidak berapa lama, dua orang yang mengaku dari BBKSDA datang ke lokasi setelah monyet itu mati ditembak warga lantaran geram dan resah akibat ulahnya.

Tags : medan monyet
Rekomendasi