Diminta Sang Istri Tak Lagi Jadi Menteri, Luhut : 2024 Selesai, Nggak Mau Lagi Jadi Menteri, Capek!

| 06 Jul 2021 15:17
Diminta Sang Istri Tak Lagi Jadi Menteri, Luhut : 2024 Selesai, Nggak Mau Lagi Jadi Menteri, Capek!
Koordinator PPKM darurat yang juga Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: setkab.go.id)

ERA.id - Koordinator PPKM darurat yang juga Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa anak-anak muda harus dididik lebih baik oleh para senior. Hal itu menanggapi kritik mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang membuat meme "Jokowi The King of Lip Service" beberapa waktu lalu.

"Banyak orang saya lihat nganuin (kritik) Pak Jokowi. Padahal setelah saya lihat-lihat belakangnya, ndak jelas juga ini barang (kritiknya). Kritik Pak Jokowi bilang begini, begitu," kata Luhut saat menjadi narasumber di Podcast Close The Door Deddy Corbuzier, dikutip Selasa (6/7/2021).

"Saya sedih karena itu anak mahasiswa, cucu saya yang paling besar itu sudah mahasiswa," tambah Luhut.

Ia lantas meminta kepada para senior agar jangan salah jalan dalam mendidik anak-anak muda. "Biarlah mereka menjadi generasi penerus yang baik. Jangan karena ambisi-ambisi kita tidak tercapai, lantas kita ajak anak-anak muda jadi rusak seperti kita," ujar Luhut.

Menurut Luhut, harus ada tata krama dalam mengkritik. "Sekali-kali merenung, terutama yang umur 60 tahun ke atas: 'kalau gua diginiin marah nggak sih, sakit nggak sih'."

Pria yang kini berusia 73 tahun itu lantas mengungkapkan bahwa dirinya juga kerap menjadi sasaran kritik. Akan tetapi, ia selalu menanggapi santai selama dirinya tidak melakukan apa yang kerap dituduhkan.

Namun, yang terganggu justru sang istri. Bahkan menyarankan agar Luhut segera pensiun jika tak lagi menjabat menteri. "Istri saya yang bilang, 'Pah kamu kalau udah selesai jangan lagi jadi menteri-menteri ya, capek'," kata Luhut.

"Saya bilang, yes 2024, kita selesai nggak mau lagi," kata dia.

Menurut Luhut masih banyak hal lain yang bisa dilakukan untuk mengabdi kepada negara, tak harus menjadi pejabat apalagi presiden. 

Rekomendasi