Sempat Heboh Beras Bansos PPKM Seperti Batu, Buwas Tuding 'Ulah' Bekas Pemasok yang Tak Dapat 'Jatah'

| 30 Aug 2021 17:05
Sempat Heboh Beras Bansos PPKM Seperti Batu, Buwas Tuding 'Ulah' Bekas Pemasok yang Tak Dapat 'Jatah'
Ilustrasi bansos (Dok. Kemensos)

ERA.id - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan, ada pihak yang sengaja memviralkan bentuk beras yang menggumpal seperti batu di Pandeglang, Banten beberapa waktu lalu. Adapun beras tersebut merupakan bantuan pemerintah untuk masyarakat selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Menurut Budi Waseso yang akrab disapa Buwas, pihak yang sengaja memviralkan beras tak layak konsumsi tersebut adalah bekas pemasok dan penyalur program bantuan beras keluarga sejahtera (Rastra) yang tidak mendapatkan bagian penyaluran bantuan beras PPKM sebanyak 288 ribu ton kepada 8 juta keluarga penerima manfaat (KPM) yang seluruhnya ditugaskan kepada Bulog. Sehingga, mereka sengaja mencari kelemahan Bulog.

"Temuan dari kami, ada kelompok-kelompok yang dulunya penyuplai. Jadi karena tidak dapat (jatah untuk menjadi penyalur Rastra), mereka mencari kelemahannya (Bulog)," ungkap Buwas dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (30/8/2021).

Menurut Buwas, beras yang menggumpal seperti batu dan tak layak konsumsi itu memang tidak disalurkan ke masyarakat. Sebabnya, beras tersebut rusak lantaran terkena air hujan saat hendak diturunkan di gudang milik kelurahan setempat.

Menurutnya, dari total 464 paket beras yang akan disalurkan ke masyarakat, terdapat tiga sak beras rusak karena terkena air hujan. Oleh pihak-pihak tertentu, kondisi beras yang rusak tersebut kemudian diviralkan.

"Itu penyalurannya sudah lewat lebih dari tiga hari, ada di situ (di gudang keluarahan) beras itu, dan memang tidak akan disalurkan. Kemudian ditemukan jumlah tiga sak (beras yang rusak) itu yang diviralkan, padahal itu tidak disalurkan," tegas Buwas.

Buwas menegaskan, pihaknya memastikan beras yang disalurkan selama bantuan PPKM ke masyarakat adalah beras dengan kualitas bagus. Dia bahkan memastikan, beras tersebut stok baru dari gudang Bulog sebab diperintahkan untuk segera disalurkan, sehingga tidak ada waktu untuk mengeluarkan stok beras lama.

"Itu berasnya rata-rata beras baru, pengadaan tahun ini (tahun 2021), karena untuk kecepatan dan kita tidak sempat lagi mengeluarkan beras-beras yang lama memang nggak mungkin. Karena itu kalau mau proses juga lama, jadi kita pakai beras-beras baru," kata Buwas.

Selain itu, Bulog juga menerapkan sistem quality control yang sangat ketat mulai dari pengeluaran beras dari gudang, hingga pemberian beras dari Bulog ke pihak transporter.

Saat serah terima beras dari Bulog ke pihak transporter pun pihaknya sudah membuat berita acara yang membuktikan bahwa beras yang akan disalurkan dalam kondisi baik. Oleh karenanya, jika ada kerusakan dalam penyaluran, itu merupakan kesalahan pihak transporter.

"Transporternya itu akan mengecek di gudang kita, ada berita acara bahwa kualitas beras, kondisi beras san sebagainya dalam kondisi baik. Dia (pihak transporter) tanda tangan berita acara, begitu dimasukan sudah clear semua. Begitu berangkat itu sudah tanggung jawab transporter bukan tanggung jawab Bulog," kata Buwas.

Meski begitu, Bulog tidak sepenuhnya lepas tanggung jawab. Sebab, beras yang rusak dari pihak transporter tetap diganti dengan kualitas yang baik.

Adapun mengenai kasus beras yang menggumpal seperti batu di Pandeglang, Banten, Buwas mengaku sudah melaporkannya ke pihak kepolisian untuk diusut.

"Terus terang supaya ini fair kami sudah laporkan ini ke kepolisian biar dari kepolisian yang mendalami ini, buakn dari bulog. Biarkan itu secara benarnya kaya gimana," katanya.

"Karena menurut saya, tidak mungkin Bulog melakukan lagi hal-hal yang lalu. Di Bulog sudah ada penandatangann pakta integritas, yang bermain-main terhadap penyaluran beras ini konsekuensinya adalah dipecat dari Bulog. Jadi tidak mungkin anggota saya yang main-main," tegas Buwas.

Sebelumnya, seorang warga Kelurahan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Banten, mengeluhkan bantuan beras yang dikirimkan melalui PT Pos Indonesia.

Beras itu usai dibuka ternyata tidak layak untuk dimakan. Bagaimana tidak, tampilannya  berbentuk bulat seperti batu berwarna kecoklatan.

Di karungnya tertulis 'Bantuan Beras PPKM 2021' yang disalurkan untuk warga Pandeglang pada Senin-Selasa, 2-3 Agustus 2021.

Masih dalam karung yang sama, juga terdapat tulisan 'Beras Bulog Medium 10kg'. "Beras dari Bulog bantuan PKH. Saya balikin lagi ke kelurahan, bawa dua karung. Beras ini enggak bisa dimakan, merasa kecewa," kata Uki, di kantor Kelurahan Pandeglang, Kamis (5/8/2021) silam.

Rekomendasi