ERA.id - Pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan kepada warga negaranya yang berada di Indonesia untuk mewaspadai serangan teror bom bunuh diri dan diminta menghindari tempat keramaian.
Merespons hal itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar menyambut positif imbauan pemerintah Jepang tersebut. Dia menilai, peringatan pemerintah Jepang sebagai informasi penting bagi Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap aksi terorisme.
"Kita dapat juga menjadikan ini sebagai sebuah informasi, karena apa, karena kejahatan terorisme itu bisa terjadi kapan dan dimana saja. Jadi ini kalau kita berpikir positif ya tentu sebagai sebuah early warning bagi kita semua untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan," kata Boy kepada wartawan di DPR RI yang dikutip pada Kamis (16/9/2021).
Meski begitu, Boy mengatakan, pemerintah Indonesia tengah melakukan koordinasi dengan pemerintah Jepang melalui duta besar yang ada Indonesia.
"Kebetulan Jepang memiliki duta besar tersendiri untuk masalah antiterornya. Kita sedang berusaha untuk mendalami lebih lanjut indikasi apa yang mereka pakai dalam menentukan masalah ini," kata Boy.
BNPT, kata Boy, mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap kejahatan terorisme. Masyarakat diminta berperan untuk memutus perekrutan pelaku teror.
"Yang terpenting kita tetap waspada, karena sifat dari kejahatan terorisme itu ya bisa terjadi kapan saja, di mana saja, melibatkan siapa saja menjadi korban, maupun pelaku," kata Boy.
Untuk diketahui, Kementerian Luar Negeri Jepang meminta warganya menjauh dari fasilitas keagamaan dan keramaian di enam negara Asia Tenggara dan memperingatkan kemungkinan adanya serangan maupun aksi teror.
Kemenlu Jepang mengatakan telah memperoleh informasi ada peningkatan risiko seperti bom bunuh diri. Peringatan itu berlaku untuk warga negara Jepang di Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Myanmar.