ERA.id - Kemarin Menteri Sosial Tri Rismaharini bikin heboh usai beredar rekaman video yang memperlihatkan dirinya mengamuk saat rapat bersama sejumlah pejabat di Gorontalo, Kamis (30/9/2021).
Mantan Wali Kota Surabaya itu sampai mendatangi seorang pegawai dinas sosial setempat dan menunjuk dadanya, karena diduga terjadi ketidaksinkronan data penerima Program Keluarga Harapan (PKH).
Dilihat ERA.id dari video yang viral di media sosial, kemarahan Risma dipicu ada perbedaan laporan antara PKH setempat dengan data yang disampaikan pejabat Kemensos.
Saat itu, pejabat Kemensos mengaku tak pernah mencoret data KPM PKH. Akhirnya, Risma memarahi petugas PKH Gorontalo yang ikut dalam rapat.
"Jadi bukan kita coret ya, kamu tak tembak kamu ya," kata Mensos Risma menghampiri petugas PKH tersebut.
Peserta rapat yang sebelumnya sempat bersorak kemudian menjadi hening saat tahu Risma marah.
"Data-data itu yang sering jadi fitnah. Itu saya yang kena, tahu nggak," ujar Risma dalam rekaman video. Risma juga menegaskan, Kemensos tidak pernah mencoret data KPM.
Dalam video yang berdurasi 1 menit 27 detik itu Risma juga menegaskan bahwa pihak Kemensos tidak pernah mencoret data KPM.
"DTKS dicoret, saya tidak pernah nyoret, semua daerah kita tambah, ngapain aku nyoret," katanya.
Menanggapi itu, budayawan dan seniman Sujiwo Tejo menilai kalau media jangan cuma menampilkan sisi Risma memarahi bawahannya. Mestinya media juga meliput saat Risma memarahi orang seperti Jokowi, Luhut, Mahfud dkk.
"Mbok media jangan cuma posting Bu Risma saat marah2 ke bawahan. Posting juga dong saat Mensos mantan Walkot Surabaya ini marah2 ke Pak Jokowi, ke Pak Luhut, Pak Mahfud dll.. siapa tahu ada dan banyak (?). Agar tidak terkesan bhw beliau beraninya cuma sama bawahan. Pers harus adil," tulisnya.
Belakangan ia bilang, kalau cuitannya itu adalah satire. "Lawanlah satirku ini dengan satir pula. Gerombolan yg pada marah2 dengan twit ini gak bakal aku ladeni. Sebab marah2 itu gampang. IQ Melati pun bisa. Membuat satir, itu baru butuh IQ Berbintang... heuheuheu."