Cegah 'Kebobolan' Kasus Covid-19 di Acara Olahraga, Pemerintah Siapkan Strategi Baru

| 11 Oct 2021 19:45
Cegah 'Kebobolan' Kasus Covid-19 di Acara Olahraga, Pemerintah Siapkan Strategi Baru
Ilustrasi pasien COVID-19 (Dok. Antara)

ERA.id - Kasus konfirmasi positif Covid-19 selama gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 tercatat mencapai 83 kasus per 11 Oktober siang. Berkaca dari kejadian itu, pemerintah akan memperketat protokol kesehatan untuk sejumlah acara olahraga nasional lainnya.

Diketahui, tedapat tiga pertandingan olahraga berskala nasional yang akan dan sedang berjalan yaitu Liga 1 dan Liga 2 Sepakbola, serta Development Basketball League (DBL).

"Berdasarkan pengalaman PON Papua, kami menetapkan beberapa hal untuk menjadi patokan prokes bila kita ingin melaksanakan acara seperti ini ke depan. baik itu motorbike, pertandingan sepakbola, atau kompetisi liga basket," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (11/10/2021).

Budi mengatakan, ada tiga perbaikan prokes yang dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan Covid-19 khususnya di kalangan atlet yang bertanding. Pertama, memberikan wewenang lebih kepada satuan tugas (Satgas) Covid-19 di daerah dalam menegakkan prokes.

Menurut Budi, disiplin menjalankan prokes masih bisa ditingkatkan dengan memberikan wewenang yang lebih besar kepada Satgas Covid-19 di daerah.

"Pertama, kami ingin memastikan Satgas Covid-19 untuk masing-masing event diberikan wewenang yang cukup untuk bisa menerapkan prokes," kata Budi.

Kedua, memperhatian prokes di tempat tinggal para atlet yang bertanding. Hal ini berkaca dari kasus Covid-19 selama PON XX Papua yang diduga penularan terjadi di tempat penginapan para atlet PON XX Papua. Pasalnya, para atlet harus berbagi kamar tidur dan juga melakukan makan bersama.

"Arahan bapak presiden semua asrama maupun tempat tinggal para atlet dijaga agar jaga jaraknya diperhatikan pada saat tidur atau makan," kata Budi.

Selain itu, kata Budi, Presiden Joko Widodo menyarankan agar panitia melakukan tes acak berbasis polymerase chain reaction (PCR) selama pertandingan berlangsung.

"Rutin dilakukan random PCR test bagi para atlet di masa pertandingan masih terjadi sehingga proses identifikasinya bisa kita lakukan dengan lebih cepat," ujarnya.

Sebelumnya, dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, dalam pelaksanaan PON yang masih berlangsung ini, tidak terjadi lonjakan kasus yang cukup signifikan selama acara ini digelar.

Selain itu, dengan adanya dengan pelaksanaan PON XX Papua, terjadi peningkatan mobilitas penduduk dari Jawa dan Bali menuju Papua dalam rangka menghadiri dan bertanding di gelaran tersebut.

"Pelaksanaan PON ini akan menjadi pembelajaran untuk pelaksanaan event-event besar lainnya nanti," pungkasnya.

Rekomendasi