ERA.id - Politisi Partai Gelora Fahri Hamzah ikut berkomentar mengenai rencana penamaan ruas jalan oleh Indonesia dan Turki di ibu kota kedua negara.
Seperti diketahui, Turki akan memberi nama jalan di depan Kedutaan Besar RI (KBRI) di Ankara dengan nama tokoh "Ahmet Soekarno" sementara Indonesia akan memberi nama ruas jalan "Mustafa Kemal Attaturk" di DKI Jakarta.
Namun, pemberian nama Tokoh Sekuler Turki Mustafa Kemal Atturk tersebut ditolak oleh banyak masyarakat Indonesia termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Muncul usulan, dari Politisi Gerindra penamaan jalan di DKI Jakarta menggunakan nama tokoh Sultan Utsmaniyah Sultan Mehmed II atau yang dikenal dengan Muhammad Al Fatih.
Menanggapi wacana itu, Fahri Hamzah melalui akun Twitter resminya @Fahrihamzah pada Kamis (21/20/2021) menilai penamaan jalan menggunakan nama Muhammad Al Fatih di Indonesia dan Soekarno di Turki tidak layak.
Kata Fahri, kedua nama tokoh itu tidak cocok untuk disejajarkan.
"Bener ini Alfatih mau disejejerin sama Soekarno? Tukerannya kan itu? Kalau ane lihat gak pas bro," kata Fahri.
Fahri menilai, nama Muhammad Al Fatih lebih cocok disandingkan dengan nama Tokoh Islam di Indonesia yakni Wali Songo.
Dalam cuitannya itu pun, Fahri meminta Fadli Zon untuk menyampaikan hal itu kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Jika sandingkan foto, Sukarno - Mustafa (sama-sama pakai jas dan dasi) dan Walisongo - Alfatih (sama-sama pakai sorban)," kata dia.
"Ini lebih pas jadi tukeran. Lagian tanya turkinya mau gak?" tambah Mantan Wakil Ketua DPR itu.
Dia menyatakan penamaan jalan dengan konsep sister city harus berdasarkan kesepakatan antara kedua negara."Bukan maunya kita sepihak. Jadi jangan sepihak," kata Fahri.
Fahri pun menyerahkan sepenuhnya kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait penamaan jalan.