Rencanakan Vaksin Booster, Menkes: Prioritas yang Berisiko Tinggi dan Gangguan Imunitas

| 27 Oct 2021 10:55
Rencanakan Vaksin Booster, Menkes: Prioritas yang Berisiko Tinggi dan Gangguan Imunitas
Ilustrasi vaksinasi COVID-19 (Dok. Antara)

ERA.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau booster diprioritaskan untuk masyarakat berisiko tinggi dan mengalami defisiensi imunitas. Rencananya, vaksin booster akan diberikan mulai tahun depan.

Budi mengatakan, kebijakan itu mengacu dari anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan berkaca dari sejumlah negara yang sudah menerapkan vaksinasi booster kepada rakyatnya.

"Sama dengan negara-negara lain yang sudah melakukan suntikan booster, ada tujuh negara yang sudah melakukan, dan sesuai saran WHO, ini (vaksin booster) akan diberikan ke kalangan masyarakat yang berisiko tinggi dan juga mengalami defisiensi imunitas," ujar Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (26/10/2021).

Budi menjelaskan, yang masuk dalam kategori masyarakat dengan risiko tinggi yaitu para tenaga kesehatan (nakes) dan lanjut usia (lansia). Adapun vaksinasi booster untuk nakes saat ini sudah berjalan.

Sementara yang masuk dalam kategori masyarakat dengan defisiensi imunitas atau gangguan imunitas adalah mereka yang mengidap HIV maupun kanker.

"Yang berisiko tinggi adalah nakes dan lansia, yang nakes sudah jalan. Sedangkan masyarakat yang masuk dalam kategori terganggu imunitasnya adalah masyarakat yang terkena HIV dan juga kanker," papar Budi.

Lebih lanjut, Budi menngatakan bahwa saat ini dosis vaksin booster sedang dikaji oleh lembaga penelitian dan Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI). Tujuannya untuk melihat kombinasi vaksin mana yang paling baik untuk meningkatkan imunitas terhadap virus Corona.

Menurutnya, ada beberapa opsi kobinasi vaksin booster yaitu dua dosis Sinovac dengan booster Sinovac atau dua dosis Sinovac dengan booster AstraZeneca atau dua dosis Sinovac dengan booster Pfizer. Dengan juga dengan kombinasi dua dosis AstraZeneca dengan booster Sinovac dan Pfizer.

"Itu kita sedang berjalan, di akhir tahun diharapkan bisa selesai, sehingga bisa menjadi basis kita untuk mengambil kebijakan ke depannya," kata Budi.

Adapun hingga saat ini pemerintah terus berupaya mempercepat laju vaksinasi Covid-19 kepada 208 juta masyarakat. Per 26 Oktober 2021, tercatat sebanyak 114 juta rakyat sudah mendapatkan dosis pertama vaksin Covid-19, sedangkan yang sudah mendapatkan dosis lengkap mencapai 68,8 juta.

Budi mengatakan, dengan laju vaksinasi saat ini, diperkirakan akan ada 168 juta masyarakat yang mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 dosis pertama dan 123 juta orang yang mendapatkan vaksin dosis lengkap.

"Dengan adanya laju vaksinasi seperti sekarang diperkirakan akhir tahun bisa dicapai 290 juta dosis yang disuntikan ke seluruh rakyat kita," kata Budi.

"Untuk yang mendapatkan dosis pertama diperkirakan mencapai 168 juta orang atau 80 persen dari target 208 juta orang. Dan diperkirakan di akhir Desember 2021 yang akan mendapatkan vaksinasi lengkap sekitar 123 juta orang atau 59 persen dari total target," pungkasnya.

Rekomendasi