ERA.id - Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah menyindir menteri di bidang ekonomi yang wajahnya bertebaran di layar anjungan tunai mandiri (ATM) bank milik pemerintah. Dia menilai, perilaku itu aneh.
Said mengingatkan, seorang menteri sejak awal dilantik harus berkomitmen membantu dan menyukseskan program-program Presiden Joko Widodo.
"Tidak ada visi misi menteri, yang ada adalah visi dan misi presiden, jadi aneh bila ada menteri menebar video dan fotonya di layar ATM bank bank pemerintah," kata Said kepada wartawan yang dikutip pada Kamis (11/11/2021).
Said menyarankan, menteri tersebut sebaiknya bekerja dengan baik, apalagi kementeriannya mengusung tagline "Akhlak". Ketimbang sibuk dengan urusan di luar kementeriannya.
"Jadi kalau konsisten dengan tagline Berakhlak, lebih baik istiqamah sebagai menteri, bekerja dan bekerja meninggalkan legacy yang bisa diteladani," kata Said.
Lebih lanjut, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI itu mengingatkan, menteri-menteri di bidang ekonomi memiliki tanggung jawab besar di tengah masa pandemi Covid-19. Dia menuturkan, akibat pandemi jumlah rakyat miskin terus meningkat.
Tekanan ekonomi akibat pandemi juga berdampak pada meningkatnya jumlah pengangguran. Pertumbuhan ekonomi pun belum berjalan normal.
"Pandemi juga memberi tekanan terhadap kinerja BUMN kita. BUMN kita terjebak pada utang, seperti Garuda Indonesia, Hutama Karya, Waskita Karya, Bumi Putera, PLN. Ini semua persoalan serius yang harus ditangani dengan penuh perhatian," kata Said.
Oleh karena itu, menurut Said menteri di bidang ekonomi sebaiknya fokus mengurusi masalah ekonomi daripada sibuk mengurus diri sebagai calon presiden 2024.
"Ibaratnya para menteri ekonomi nyaris tidak ada waktu untuk mengurusi hal hal lainnya, apalagi mengurusi dirinya sendiri untuk bursa calon presiden 2024," kata Said.
"Please fokuslah jadi menteri dan jangan tergoda pada mimpi-mimpi selain menteri," pungkasnya.
Seperti diketahui, menteri yang mengusung tagline "akhlak" dan mengurus masalah Bank pemerintah yakni Menteri BUMN Erick Thohir.