ERA.id - Din Syamsuddin meminta desakan dari pihak tertentu untuk bubarkan MUI tak perlu ditanggapi serius.
Menurut dia, desakan tersebut bisa jadi menunjukkan bahwa adanya kelompok anti-Islam atau Islamophobia yang mendapat dukungan dari rezim berkuasa.
Kelompok tersebut, kata dia, mendapat momentum terkait dengan penangakapan sejumlah ulama.
Eks Ketum MUI itu juga menilai bisa saja desakan tersebut palsu dan hanya manuver untuk mengalihkan perhatian dari masalah besar yang dihadapi bangsa atau pelanggaran etika kekuasaan yang sedang didesak penyelesaiannya oleh sebagian rakyat.
"Maka, sebaiknya kita lihat saja dengan tersenyum apakah kelompok yang mendesakkan pembubaran MUI itu benar-benar berani atau sesungguhnya mereka adalah kelompok pengecut yang hanya bisa mengumbar kata-kata tapi tidak berani melaksanakannya," jelas Din Syamsuddin kepada Era.id.
"Semua jangan beralih perhatian untuk terus melakukan amar makruf nahyi munkar terhadap kerusakan struktural dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," tambah dia.
Dia menegaskan siapa yang berani membubarkan MUI maka mereka akan berhadapan dengan umat Islam di seluruh Tanah Air.
"Sebagai yang pernah memegang amanah sebagai Ketua Umum MUI dan Ketua Dewan Pertimbangan MUI saya siap turun lapangan," kata Din.
Sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap tiga terduga teroris di sejumlah wilayah di Kota Bekasi, Jawa Batat, Selasa (16/11/2021). Salah satunya adalah anggota Komisi Fatwa MUI Ahmad Zain An-Najah yang disebut berperan dalam Jamaah Islamiyah. Usai penangkapan ini, isu pembubaran MUI pun mengemuka. Lembaga ini dituding sebagai sarang teroris.
MUI menegaskan, penangkapan Ahmad Zain An-Najah tak ada kaitannya dengan lembaga ini. MUI juga langsung menonaktifkan status kepengurusan Ahmad Zain.
"Dugaan keterlibatan yang bersangkutan dalam gerakan jaringan terorisme merupakan urusan pribadi dan tidak ada sangkut pautnya dengan MUI," demikian keterangan dari MUI yang ditandatangani oleh Ketua Umum MUI KH. Miftachul Akhyar dan Sekjen Amirsyah Tambunan.
Sementara Wakil Menteri Agama (Wamenag) KH. Zainut Tauhid Sa’adi menyatakan, isu pembubaran Majelis Ulama Indonesia (MUI) amat berlebihan. "Saya kira hal itu terlalu berlebihan. Ibarat rumah ada tikusnya, masak rumahnya mau dibakar," tutur Zainut.