ERA.id - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo mengaku stress lantaran menangani permasalahan radikalisme dan terorisme di lingkungan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Tjahjo mengungkapkan selama dua tahun menjabat Menpan RB, dirinya banyak menemui ASN yang memiliki kemampuan luar biasa dan memiliki gelar profesor hingga doktor gagal untuk menjadi eselon 1 karena terganjal isu radikalisme dan terorisme.
"Gara-gara kelakuan istrinya atau suaminya, istrinya kalau malem kerjanya buka medsos tokoh-tokoh radikal, tokoh-tokoh teroris. Gagal," kata Tjahjo pada Rabu (1/12/2021) saat memberi sambutan Seminar Peningkatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi.
Dia pun menegaskan banyak ASN eselon 1 dan 2 yang keluarganya seringkali bermain media sosial terkait radikalisme dan terorisme, langsung diberhentikan.
"ASN Didrop, Karena bukti aplikasi, rekam jejak media di hapenya semua bisa terdata dengan baik," tambah Tjahjo.
Menurut dia, terorisme dan radikalisme merupakan tantangan pertama yang dihadapi di lingkungan ASN dan menjadi ancaman bangsa Indonesia.
"Setiap bulan kami mengeluarkan SK ASN yang kita berhentikan karena terpapar radikalisme terorisme," jelas Tjahjo.
Tantangan lainnya yang ada di lingkungan ASN yakni berkaitan dengan permasalahan Narkoba, Tjahjo menyatakan tiap bulan harus memberhentikan dan merehabilitasi ASN karena menggunakan narkoba.
"Kalau dia pengguna pengedar, dipecat. Ini problem ASN yang hampir tiap bulan di sidang badan kepegawaian masukan Kementerian lembaga daerah itu selalu muncul," kata Tjahjo.