ERA.id - Ketua Fraksi NasDem Ahmad Ali akan menegur Anggota Komisi I DPR RI dari fraksinya Hillary Brigitta Lasut terkait permintaan ajudan dari TNI.
Menurutnya, Hillary tak pernah berkoordinasi dengan fraksi terkait permintaan tersebut.
"Yang pasti saya akan menegur karena itu tanpa koordinasi dari fraksi," kata Ali kepada wartawan, Kamis (2/12/2021).
Ali menegaskan, NasDem tidak pernah menginstruksikan kepada anggotanya untuk mencari ajudan pribadi dari aparat keamanan. Apalagi berkirim surat resmi ke institusi TNI.
Oleh karena itu, Ali meminta kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman untuk tak menanggapi surat dari Hillary.
"Partai tidak pernah menginstruksikan itu apalagi meminta secara resmi seperti itu. saya pikir KSAD tidak perlu menanggapi secara berlebihan, tidak perlu merespons itu," kata Ali.
Waketum NasDem itu menegaskan, alasan Hillary meminta ajudan dari TNI juga dinilai tidak patut. Menurutnya, seorang politisi sudah paham atas risiko pekerjaannya, lagipula tak ada ekskalasi yang membahayakan bagi anggota DPR RI kemudian meminta ajudan.
Selain itu menurut dia, tidak ada keperluan mendesak meminta pengamanan anggota TNI. Meminta bantuan pengamanan seharusnya apabila hanya ada keperluan.
"Apalagi Kopassus dan Kostrad, seorang pasukan khusus tidak patut untuk diberi pengamanan ke anggota DPR fraksi NasDem," tegasnya.
Lebih lanjut, Ali menyinggung tentang ajudan para pimpinan DPR RI. Dia mengatakan, pengamanan kepada pimpinan parlemen yang diberikan negara hanya dari institusi Polri.
Sehingga tak pantas jika anggota lantas meminta ajudan dari TNI, meskipun dia merupakan anggota Komisi I yang bermitra dengan TNI.
"Pimpinan DPR lho, ketua DPR itu pengawalnya asprinya apapun istilahnya dari kepolisian. Kalau anggota DPR meminta pengamanan pegawalan kepada institusi TNI kayaknya enggak pas," kata Ali.
"Menurut saya sebagai anggota DPR terus kemudian meminta ajudan secara terbuka seperti itu kepada KSAD yang kebetulan dia adalah anggota komisi I. Kalau besok dipindah dari Komisi I terus gimana posisinya?" imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, beredar Surat Telegram (ST) seleksi prajurit bernomor: ST/3274/202 untuk dijadikan ajudan pribadi Anggota DPR RI Fraksi NasDem Hillary Brigitta Lasut.
ST yang ditandatangani Asper Kasad Mayjend Wawan tertanggal 25 November 2021 ditujukan kepada Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) dan Danjen Kopassus. Sedangan tembusan ST kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurachman, Wakasad, Irjenad, Aspers Panglima TNI.
Hillary beralasan meminta pengamanan dari TNI lantaran pekerjaannya sebagai politisi yang tak lepas dari ancaman dan rasa khawatir. Apalagi dia kerap berbeda pendapat saat membela hak-hak masyarakat di Sulawesi Utara.
Selain itu, Hillary mengaku di Jakarta hanya tinggal bersama adik perempuannya dan adik laki-lakinya yang baru lulus SMP. Ditambah kekahawatiran ayahnya terhadap keselamatan anak-anaknya.
Atas berbagai pertimbangan itu, maka diputuskan untuk meminta bantuan. Lagipula, dari segi perundang-undangan hal ini tak menyalahi aturan.
"Sehingga bisa dibilang meminta bantuan pengamanan ini karena butuh dan terdesak. Bukan untuk kelihatan keren," tegas Hillary.