Ratusan Warga Klaten dan Sleman Mengungsi, BNPB Minta Zona Bahaya Merapi Dijauhi

| 10 Mar 2022 10:05
Ratusan Warga Klaten dan Sleman Mengungsi, BNPB Minta Zona Bahaya Merapi Dijauhi
Warga Sleman yang mengungsi karena erupsi Merapi, Kamis (10/3). Dok. BPPTKG

ERA.id - Sebanyak 253 warga mengungsi akibat peningkatan aktivitas Gunung Merapi.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ratusan warga tersebut berasal dari dua provinsi yakni Jawa Tengah dan DIY.

"Sebanyak 253 warga mengungsi sementara ke tempat yang aman. Adapun rinciannya adalah 60 warga di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah dan 193 warga di Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta," kata Abdul Muhari, Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Kamis (10/3).

Ia menyatakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten dan BPBD Kabupaten Sleman telah melakukan pendampingan serta memberikan bantuan logistik kepada para pengungsi tersebut.

BPBD Klaten, BPBD Magelang dan BPBD Sleman telah berkoordinasi dengan BPPTKG dan lintas instansi terkait guna melakukan kaji cepat, monitoring lanjutan, serta mengevakuasi warga yang tinggal di sekitar lereng Gunungapi Merapi.

"BPBD telah meminta seluruh warga yang berada di dekat lereng Gunungapi Merapi agar segera menjauh dari zona bahaya," kata Abdul.

Warga juga diminta agar dapat segera berkumpul di tempat titik kumpul yang sudah di tetapkan guna memudahkan tim dalam melakukan pertolongan dan evakuasi ke tempat yang lebih aman.

Evakuasi warga ini menyusul munculnya luncuran awan panas guguran (APG) sejak Rabu (9/3) pukul 23.18 WIB hingga Kamis (10/3) pagi.

Pada Rabu malam teramati lava pijar sebanyak 7 kali dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter ke arah barat daya. Awan panas terjadipada pukul 23.18, 23.29, 23.38, 23.44 dan 23.53 WIB, dengan amplitudo maksimal 75 milimeter dan durasi maksimal 570 detik.

Kemudian APG kembali terjadi dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter pada Kamis (10/3) dini hari pukul 00.22, 01.00, 01.22, 01.35, 02.07 WIB, dengan amplitudo maksimal 75 milimeter dan durasi 191 detik.

Adapun pascakejadian APG sebelumnya, kegempaan didominasi oleh gempa-gempa guguran.

Peristiwa APG juga memicu terjadinya hujan abu di beberapa wilayah seperti di Pos Pengamatan Gunungapi Babadan, Desa Tlogolele, Desa Ketep, Desa Jati, Desa Soronalan dan Desa Gantang di Kecamatan Sawangan, Desa Paten, Desa Sengi dan Desa Krinjing di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Selain itu abu juga turun di Desa Balai Rante di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.

Ia menjelaskan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan APG pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, juga Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.

Daerah rawan juga ada di sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.

"BNPB menghimbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, selalu mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunungapi Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunungapi Merapi," kata Abdul.

Gunungapi Merapi berstatus SIAGA Level III sejak tanggal 5 November 2020.

Rekomendasi