ERA.id - Politisi PDI Perjuangan (PDIP) sekaligus Ketua DPR Puan Maharani, menyikapi kelangkaan minyak goreng di pasaran. Menurutnya, kelangkaan dan penerapan kebijakan harga eceran tertinggi (HET), berpotensi bikin gaduh.
"Persoalan minyak goreng yang berkepanjangan bisa menyebabkan masalah baru, yaitu kegaduhan akibat langkanya stok di pasaran. Ini harus segera diatasi karena berpengaruh terhadap ketertiban umum yang bisa berdampak luas," kata Puan beberapa waktu lalu.
Pemerintah menetapkan HET minyak goreng Rp14 ribu/liter, setelah kenaikan harga komoditas tersebut menjadi kendala.
Usai penetapan kebijakan tersebut, stok minyak goreng tiba-tiba menjadi langka di pasaran. Di berbagai ritel atau swalayan, terlihat masyarakat rebutan minyak goreng.
"Di Lubuklinggau kami lihat banyak warga berkerumun, bahkan terjadi keriuhan karena adanya operasi pasar murah minyak goreng. Jika kelangkaan minyak goreng terus terjadi, maka bukan hanya bisa memunculkan klaster COVID-19, tapi juga masalah ketertiban umum," jelasnya.
Kelangkaan minyak goreng pun menyebabkan berbagai masalah lain, tambahnya, seperti munculnya oknum-oknum yang menjual minyak goreng dengan dicampur air.
Seharusnya, kelangkaan minyak goreng tidak terjadi setelah adanya penerapan kebijakan domestic market obligation (DMO) yang sudah mendistribusikan lebih dari 391 juta liter.
Dia mengatakan penyebab kelangkaan minyak goreng tersebut diakibatkan oleh masalah distribusi. Selain itu, tambahnya, juga akibat adanya penyelundupan, baik dijual ke luar negeri atau ke pasar industri.
"Kasus penimbunan minyak goreng ditemukan di mana-mana. Pengawasan distribusi masih belum optimal dan menyebabkan masyarakat kesulitan," katanya.
Puan pun meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas penimbun yang membuat minyak goreng semakin langka.
"Tindak juga para spekulan yang menimbun dan mempermainkan harga minyak goreng. Pihak-pihak yang memainkan kepentingan rakyat harus mendapat ganjaran setimpal," tegasnya.
DPR sendiri diakuinya terus mengawal isu ini dengan turun langsung ke pasar untuk meninjau stok komoditas tersebut.
"Banyak warga mengeluh saat bertemu saya di pasar, termasuk pedagang-pedagang kecil yang kesulitan mendapat stok minyak goreng. Padahal saat saya cek ke produsen di pabriknya, mereka menyatakan produksi jalan normal," jelasnya.
Oleh karena itu, Puan meminta Pemerintah memperhatikan masalah tersebut, sehingga kelangkaan minyak goreng tidak terus berlanjut.
"Tentunya praktik semacam ini tidak boleh terjadi karena semakin memberatkan masyarakat. Masalah kelangkaan minyak goreng ini sudah serius, harus segera ditemukan solusinya agar stok di pasar dan harganya kembali normal," ujarnya.