ERA.id - Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali mengaku tak khawatir kadernya yang duduk di kursi menteri Kabinet Indonesia Kerja bakal tegeser alias direshuffle. Dia lantas menyinggung persahabatan antara partainya dengan Presiden Joko Widodo.
Adapun kader Partai NasDem yang ada di kabinet yaitu Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar.
"NasDem itu sahabat dari Pak Jokowi. Kalau kata Pak Surya (Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh), sahabat itu adalah teman dalam susah maupun seneng. Sehingga kemudian kalau ada hal-hal seperti itu (reshuffle), kami merasa adalah sahabat dari Pak Jokowi, kami tidak pernah terganggu," kata Ali kepada wartawan, Sabtu (26/3/2022).
Lagipula, kata Ali, kader-kader Partai NasDem yang berada di kabinet memiliki kinerja yang baik. Dia lantas mencontohkan keberhasilan Mentan Yasin Limpo mempertahankan surplus ekspor pangan di tengah kondisi Covid-19.
"Pak Jokowi tahu bagaimana ketulusan NasDem bersahabat dengan beliau, dan kami juga tahu bagaimana ketulusan Pak Jokowi bersahabat dengan NasDem," kata Ali.
"Sehingga kemudian, kami berasa biasa-biasa saja. Apalagi, kementerian yang dari kader Partai NasDem, Alhamdulillah juga tidak ada yang mengecewakan," imbuhnya.
Meski begitu, Ali menegaskan, partainya akan tetap menghormati apapun keputusan Presiden Jokowi terkait reshuffle. Sebab, urusan merombak kabinet merupakan hak prerogatif kepala negara.
"Tetapi kembali lagi, bahwa urusan reshuffle kabinet itu adalah prerogatif Presiden. Tidak bisa dicampuri oleh siapapun, itu adalah hak mutlak oleh Presiden," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyinggung soal reshuffle kabinet saat memberi pengarahan kepada jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIM), kepala daerah, dan direktur utama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Nusa Dua, Bali, Jumat (25/3).
Awalnya, Jokowi banyak bicara mengenai sulitnya membangun kesadaran untuk membeli produk dalam negeri. Kemudian dia pun menyentil sejumlah kementerian, tak terkeculai Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Jokowi kemudian meminta Menteri BUMN Erick Thohir untuk tak segan-segan mengganti direktur utama (dirut) di perusahaan pelar merah jika masih ada yang tidak taat pada hal-hal yang sudah disepakat.
"Jika ada yang tidak taat apa yang kita sepakati hari ini. Saya sampaikan ke Menteri BUMN, sudah ganti saja dirut-nya, ganti. Ngapain kita," kata Jokowi dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Setelah itu, dengan sedikit geram, Jokowi lantas menyinggung soal reshuffle kabinet. Dia menekankan, jika pergantian dirut perusahaan pelat merah adalah urusan Menteri BUMN, maka untuk mengganti menteri akan menjadi urusannya.
"Kementerian sama saja. Tapi itu bagian saya itu, reshuffle. Sudah heeeeh saya itu. Kaya gini enggak bisa jalan," tegas Jokowi.
"Sudah di depan mata, uangnya ada. Uang-uang kita sendiri, tianggal belanjakan produk dalam negeri saja sulit, dan saya awasi betul," ucapnya.
Kami juga pernah menulis soal NasDem Pastikan Big Data Tak Bisa Jadi Dasar Tunda Pemilu: Negara ini Mau Diarahkan Kemana Kamu bisa baca di sini.
Kalo kamu tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya!