Di Hadapan Cak Imin, Waketum PKB: 2024 Kita Akan Menyongsong Presiden Baru Indonesia

| 21 Apr 2022 12:17
Di Hadapan Cak Imin, Waketum PKB: 2024 Kita Akan Menyongsong Presiden Baru Indonesia
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Antara)

ERA.id - Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengatakan, pada 2024 nanti Indonesia akan menyongsong presiden baru.

Hal itu disampaikan Jazilul dalam acara Peringatan Nuzulul Quran Selamatan 24 Tumpeng di Titik Nol Ibu Kota Nusatara (IKN), Rabu (20/4). Di acara itu hadir pula Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang merupakan pengusul penundaan Pemilu 2024.

"Terakhir tum, kenapa 2024 kita ingin tahun 2024 kita akan menyongsong presiden baru Indonesia, pemimpin baru Indonesia," kata Jazilul dikutip dari kanal YouTube Nusantara Mengaji TV, Kamis (21/4/2022).

Jazilul lalu menjelaskan bahwa acrara selamatan dan pemotongan 24 tumpeng ini bukan hanya mendoakan untuk kelancaran pembangunan IKN saja. Tetapi juga untuk merayakan pesta demokrasi lima tahunan sekali, yang akan digelar di 2024 mendatang.

"Jadi 24 jam kita bekerja, tahun 2024 kita pindah di ibu kota baru dan tahun 2024 kita punya pemimpin baru," kata Jazilul.

Seperti diketahui, Cak Imin merupakan salah satu ketua umum partai politik koalisi pemerintah yang ikut melemparkan wacana penundaan Pemilu 2024.

Ketika wacana itu ditolak oleh banyak pihak, Cak Imin mengaku hal itu hanya sebatas usulan yang bisa diterima maupun tidak. Hal itu terakhir dia sampaikann dalam Peringatan Harlah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau PMII ke-62 di Jakarta, Senin (18/4/2022).

Di hadapan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Cak Imin menekankan bahwa di negara demokrasi seperti Indonesia ini sah-sah saja melemparkan usulan, dan tidak dilarang juga apabila ada yang menolak usulan.

Menurut Cak Imin, untuk menolak sebuah usulan pun tidak perlu sampai menggelar demonstrasi besar-besaran. Apalagi jika aksi unjuk rasa berakhir ricuh.

"Namanya usul masa enggak boleh, emang negara demokrasi engga boleh usul?" kata Cak Imin.

"Bahwa demokrasi bebas usul, bebas menolak dan usul diterima ditolak. Enggak perlu demo, namanya usulan kok pake demo. Apalagi demonya pake gebuk2an kayak seperti itu," Imbuhnya.

Rekomendasi