Luhut Khawatir Angka COVID-19 di Indonesia Mulai Naik Jadi 500 Kasus per Hari: Kita Masih Sulit Meramalkan

| 09 Jun 2022 16:13
Luhut Khawatir Angka COVID-19 di Indonesia Mulai Naik Jadi 500 Kasus per Hari: Kita Masih Sulit Meramalkan
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (Antara)

ERA.id - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia mengalami kenaikan dalam tiga hari terakhir hingga menyentuh angka 500 per hari,

Hal itu disampaikan dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Badan Anggaran DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/6/2022).

"Covid ini menurut hemat saya, kita masih sulit meramalkan. Dari tiga hari terakhir ini, kami masih lihat angka itu naik lagi," kata Luhut.

"Jadi sudah di 500. Tadinya 300, 200, tiba-tiba naik jadi 500," imbuhnya.

Selain kenaikan angka kasus konfirmasi, Luhut bilang angka positivity rate Covid-19 di Indonesia juga mengalami peningkatan. Dari sebelumnya hanya sekitar 0,5 persen hingga 0,8 persen, kini menjadi satu persen.

Melihat data tersebut, Luhut mengaku cukup khawatir dengan perkembangan pandemi Covid-19 di Indonesia.

"Lihat angka tiga hari berturut-turut di atas sampai 500, saya cukup khawatir. Karena positivity rate tadi pagi saya lihat sudah satu, yang tadinya 0,5-0,8 persen berkisat itu, sekarang sudah satu," kata Luhut.

Karena itu, Luhut menyarankan kepada Presiden Joko Widodo untuk tidak terburu-buru mencabut status pandemi Covid-19 menjadi endemi.

Kepada Jokowi, Luhut menyarankan untuk melihat perkembangan pandemi Covid-19 di Tanah Air selama dua bulan ke depan. Apabila masih tetap terkendali, maka statusnya bisa berubah menjadi endemi.

"Kalau seumpama dua bulan ini kita masih mampu bertahan dengan baik, saya kira nanti bisa hadiah 17 Agustus," kata Luhut.

Untuk mendukung terkendalinya pandemi Covid-19 di Indonesia, Luhut meminta seluruh pihak untuk bekerja sama. Selain itu tetap menyarankan berdisiplin menjalankan protokol kesehatan dan segera melakukan vaksinasi.

"Kita tidak boleh saling menyalahkan, saing merasa paling baik di sini. Tidak ada yang lebih baik dalam penanganan ini, karena betul-betul virus ini tidak bisa kita kendalikan," pungkasnya.

Rekomendasi