ERA.id - Salah satu yang khas dari Nahdlatul Ulama (NU) adalah Barisan Serbaguna NU (Banser NU). Apa itu Banser?
Banser NU adalah lembaga semi-otonom dari Gerakan Pemuda Ansor, organisasi pemuda NU. Salah satu ciri khas dari Banser adalah atribut yang digunakan oleh para personelnya, seperti pakaian, sepatu, topi, dan atribut-atribut lain yang mirip dengan pasukan militer.
Banser menjalankan fungsi-fungsi yang biasanya dijalankan oleh polisi, seperti pengaturan lalu lintas, pengamanan acara, dan menjadi relawan. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Banser, simak penjelasan berikut.
Mengenal Apa Itu Banser NU dan Tugas-tugasnya
Dikutip Era dari Nu Online, Banser didirikan pada 1962. Namun, ada pula yang menyebut bahwa Banser berdiri pada 1930-an. Hal tersebut merujuk pada organisasi gerakan kepanduan yang ketika itu bernama Banoe (Barisan Ansor Nahdlatul Oelama).
Banser didirikan dengan tujuan memberikan pengamanan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh oleh Partai NU. Selain itu, pendirian Banser juga dipercaya berkaitan menghangatnya persaingan politik pada masa tersebut, baik regional dan nasional maupun internasional.
Di tingkat regional dan nasional terdapat menajamnya konflik antarpartai yang melibatkan NU. Di tingkat internasional, Indonesia terlibat konfrontasi dengan Malaysia yang kemudian mencetuskan program politik Ganyang Malaysia.
Nama Banser semakin hangat diperbincangan masyaraat saat peristiwa Gerakan 30 September 1965 pecah dan berujung pemakzulan Presiden Soekarno. Banser diyakini memiliki andil dalam penangkapan serta penumpasan aktivis-aktivis Partai Komunis Indoensia (PKI) dan berbagai onderbouw-nya, terutama di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Barat.
Awal dari peristiwa tersebut adalah letupan-letupan kecil yang lahir dari konflik kepentingan dan ideologi antara golongan “kiri” yang diwakili PKI dan golongan “kanan” yang diwakili partai-partai nasionalis dan keagamaan (termasuk NU) dalam percaturan politik kepartaian yang liberal.
Konflik jadi lebih panas karena terdampak Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Pada masa tersebut, ribuan hingga jutaan orang, terutama aktivis PKI—atau orang-orang yang diduga berhubungan dengan PKI—dan onderbouw-nya, terbunuh atau hilang dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965.
Sudah banyak penelitian yang menyingkap tabir dari peristiwa berdarah tersebut. Terkait peran Banser NU dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) selaku Ketua PBNU, pernah meminta maaf kepada keluarga para korban.
Saat ini Banser kerap memiliki andil dalam penjagaan, pengaturan, dan pengamanan acara yang digelar oleh NU dan organisasi-organisasi afiliasinya. Peran tersebut tidak terbatas di kalangan NU. Banser juga kerap terlibat dalam penjagaan, pengaturan, dan pengamanan acara-acara keagamaan dan sosial yang tak digelar oleh NU.
Banser adalah pembela dan benteng bagi para ulama, tetapi juga selalu tegas menyatakan komitmen nasionalismenya untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Salah satu wujud dari komitmen tersebut adalah peran Banser yang siap membantu siapa pun tanpa memandang agama, suku, dan golongan.
Salah satu peristiwa yang membuat nama Banser kembali menjadi sorotan adalah tewasnya salah satu anggota Banser bernama Riyanto pada 2000. Dia mengorbankan nyawanya saat mengamankan acara malam Natal di Gereja Eben Heizer, Mojokerto, Jawa Timur. Dalam peristiwa tersebut, Riyanto tewas karena mengamankan masyarakat dari serangan bom yang dilakukan oleh teroris.
Seiring berjalannya waktu, Banser kerap terlibat sebagai relawan dalam upaya penanganan berbagai jenis bencana, baik bencana alam maupun bencana akibat konflik sosial. Dalam hal ini, Banser juga memiliki peran yang mirip dengan Search And Rescue (SAR).
Itulah informasi singkat mengenai apa itu Banser, tugas-tugasnya, dan sejarahnya. Saat ini anggota Banser sudah sangat banyak dan tersebar di berbagai wilayah.