Modus Penipuan Penggandaan Uang Kembali Menelan Korban

| 04 Apr 2023 19:25
Modus Penipuan Penggandaan Uang Kembali Menelan Korban
Ilustrasi uang rupiah dalam jumlah banyak (pexels)

ERA.id - Modus penipuan penggandaan uang lagi-lagi terjadi dan tidak hanya menghilangkan harta, tetapi juga nyawa. Belum lama ini terjadi pembunuhan yang diawali dengan penipuan bermodus penggandaan uang di Banjarnegara, Jawa Tengah.

Pelaku pembunuhan berencana ini adalah TH aluas Mbah Slamet (45), pria asal Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara. Korban dari penipuan sekaligus pembunuhan tersebut adalah PO (53), pria asal Sukabumi, Jawa Barat.

Penipuan Penggandaan Uang Mbah Slamet

Menurut penjelasan Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto, kasus tersebut terungkap setelah ada laporan dari anak korban, yaitu GE, yang diterima oleh Polres Banjarnegara pada 27 Maret 2023.

Hendri menjelaskan, dalam laporan tersebut GE mengaku diajak sang ayah untuk bertemu seseorang di Banjarnegara pada Juli 2022. Mereka pergi  menggunakan bus dari Sukabumi ke Wonosobo.

Di Wonosobo, mereka berdua bertemu Mbah Slamet. Keduanya kemudian diajak ke rumahnya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, Jawa Tengah. Setibanya di sana, Mbah Slamet mengajak PO masuk ke salah satu ruangan, sedangkan GE diminta menunggu di luar.

Selang beberapa bulan, tepatnya 20 Maret 2023, PO pergi ke Banjarnegara lagi untuk bertemu Mbah Slamet. Kali ini dia pergi sendiri menggunakan mobil Wuling berwarna hitam.

Dia sampai di Banjarnegara pada 23 Maret 2023. Ketika itu, PO sempat berkomunikasi dengan anaknya yang lain, yaitu SL yang merupakan adik dari GE, menggunakan WhatsApp.

Dalam pesan itu, PO menuliskan pesan kepada GE untuk bersiap-siap. PO menyebutkan bahwa dirinya berada di rumah Mbah Slamet dan meminta kepada anaknya agar berjaga-jaga. Jika umurnya tidak penjang atau tidak ada kabar sampai Minggu (26 Maret), PO meminta sang anak langsung ke lokasi bersama aparat sebab GE sudah tahu kediaman Mbah Slamet.

Kemudian, sejak 24 Maret, PO sudah tidak bisa dihubungi sehingga GE melaporkan hal tersebut ke Polres Banjarnegara. Penyelidikan pun dilakukan dan Mbah Slamet ditangkap.

Modus Penipuan Penggandaan Uang

Kasus penipuan dengan modus penggandaan uang sudah terjadi berkali-kali di Indonesia dan sudah diinformasikan kepada masyarakat. Namun, masih saja ada yang korban pada kasus yang lain.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan penipuan ini masih kerap terjadi, antara lain modus yang meyakinkan dan kondisi calon korban yang sedang benar-benar butuh uang. Ada cukup banyak modus yang digunakan untuk menipu korban, salah satunya penipuan dengan ember dan mantra.

Sebuah kasus penipuan bermodus penggandaan uang diungkap Satreskrim Polres Pekalongan Kota. Dikutip Era.id dari akun Instagram @beritapekalongan1, pada awal tahun 2022 aparat menangkap empat pria yang menjadi terduga penipu dengan modus penggandaan uang, yaitu yaitu DP (45), AA (43), AP (40), dan AS (40).

Penipuan bermula saat korban bercerita kepada temannya soal perekonomiannya yang buruk. Si teman kemudian menyarankan korban untuk bertemu temannya yang disebut bisa menggandakan uang. Saran tersebut kemudian dilakukan.

Uang pecah Rp2 ribu (pexels)

Pada Rabu, 26 Januari 2022, korban bertemu dengan para pelaku di Terminal Bus Pekalongan dengan didampingi temannya. Mereka kemudian memesan hotel di sekitar terminal dan melakukan beberapa persiapan.

Ada sebuah trik yang dilakukan oleh para pelaku untuk meyakinkan korban. Pelaku menunjukkan proses penggandaan uang dengan uang Rp2 ribu. Satu lembar uang Rp2 ribu dimasukkan ke ember. Setelah itu, teman korban diminta menggunting kertas HVS menajdi beberapa potongan seukuran uang. Kertas-kertas tersebut kemudian dimasukkan ke ember.

Pelaku kemudian menutup ember tersebut menggunakan sajadah. Mantra-mantra tak lupa dibacakan. Setelah itu, ember tersebut dibuka dan didapatinya 20 lembar uang pecahan Rp2 ribu.

Korban pun akhirnya yakin dengan kemampuan “sang pengganda”. Korban kemudian menyediakan uang pecahan Rp2 ribu sebanyak 50 lembar dan uang pecahan Rp100 ribu dengan nilai total Rp20 juta. Pelaku melakukan ritual seperti sebelumnya, saat ini dengan uang yang lebih banyak.

Setelah mantra selesai dibaca, pelaku menyerahkan kain beserta isinya kepada korban untuk melanjutkan ritual. Korban dan temannya melakukan ritual tersebut di dalam kamar, sedangkan pelaku menunggu di luar. Sayangnya, saat ember dibuka korban hanya menemukan uang pecahan Rp2 ribu dengan kertas dan bungkus rokok. Korban dan temannya lantas mencari para pelaku, tetapi telah kabur dari lokasi. Modus penipuan penggandaan uang pun berhasil, tetapi para pelaku kemudian diringkus pihak berwajib.

Rekomendasi