ERA.id - Mitigasi bencana gunung meletus adalah upaya yang krusial dalam menjaga keamanan dan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar gunung berapi. Meskipun erupsi tidak sepenuhnya dihindari, namun tindakan pencegahan dan penanggulangan yang efektif dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan.
Artikel ini akan membahas berbagai strategi mitigasi yang telah diimplementasikan untuk menghadapi potensi bahaya dari gunung meletus. Adapun secara umum mitigasi mencakup perencanaan evakuasi, pemantauan aktivitas gunung berapi, dan edukasi masyarakat.
Mitigasi Bencana Gunung Meletus
Dilansir dari laman BPBD Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat beberapa upaya mitigasi yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu sebelum bencana, selama bencana, dan setelah bencana.
-
Sebelum Bencana
Sebelum terjadinya bencana, penting untuk memperhatikan arahan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terkait dengan perkembangan aktivitas gunung api.
Kemudian juga persiapkan perlengkapan seperti masker dan kacamata pelindung untuk mengantisipasi abu vulkanik. Mengetahui jalur evakuasi dan shelter yang telah disiapkan oleh pihak berwenang juga sangat diperlukan.
Selain itu, Anda sebaiknya mempersiapkan skenario evakuasi alternatif apabila dampak letusan meluas di luar prediksi ahli. Dalam hal dukungan logistik, pastikan terdapat persediaan makanan siap saji, minuman, lampu senter, baterai cadangan, uang tunai secukupnya, dan obat-obatan khusus sesuai kebutuhan.
-
Selama Bencana
Saat bencana terjadi, pastikan Anda untuk berada di shelter atau tempat lain yang aman dari dampak letusan. Kemudian jangan lupa gunakan masker dan kacamata pelindung untuk melindungi diri, dan selalu memperhatikan arahan dari pihak berwenang selama berada di shelter.
3. Setelah Bencana
Pasca bencana, jika Anda dan keluarga harus tinggal lebih lama di shelter, pastikan kebutuhan dasar terpenuhi, dan berikan pendampingan khusus bagi anak-anak dan remaja untuk mengurangi stres.
Selain itu, dukungan orangtua yang bekerjasama dengan organisasi kemanusiaan dalam pendampingan anak-anak dan remaja sangat penting. Kemudian tetap ingat untuk menggunakan masker dan kacamata pelindung ketika berada di wilayah yang terdampak abu vulkanik.
Terakhir penting untuk memperhatikan perkembangan informasi dari pihak berwenang melalui radio atau pengumuman resmi.
Anda juga harus tetap waspada terhadap kemungkinan bahaya kedua, seperti banjir lahar dingin, yang dapat dipicu oleh curah hujan tinggi. Perhatikan kondisi sungai untuk mengantisipasi luapan banjir lahar dingin.
Mitigasi dengan Cara Kultural
Selain beberapa cara di atas, dalam konteks mitigasi bencana alam, pendekatan kultural menjadi bagian penting untuk meningkatkan pengetahuan dan kearifan lokal.
Dilansir dari laman Repsigama Psikologi UGM, penguatan kearifan lokal dapat membentuk masyarakat yang tangguh dalam menghadapi bencana alam gunung meletus.
Berdasarkan kasus di atas kemudian muncul frasa “Indigenous Disaster Mitigation”, yang merupakan suatu konsep yang mengacu pada usaha mengidentifikasi potensi bencana dengan memanfaatkan pengetahuan adat yang diperoleh dari pengalaman dan kegiatan masyarakat setempat.
Contoh nyata dari Indigenous Disaster Mitigation dalam konteks mitigasi bencana gunung berapi termasuk pengamatan terhadap perilaku hewan dan tumbuhan di sekitar.
Sebagai contoh nyatanya adalah turunnya monyet dan burung dari Gunung Merapi yang dapat dijadikan indikator letusan, dan menjadi sebuah pengetahuan lokal yang telah terbukti relevan.
Pendekatan Indigenous Disaster Mitigation mencerminkan integrasi kearifan lokal dalam upaya masyarakat menghadapi potensi bahaya alam yang dapat timbul dari gunung meletus.
Selain mitigasi bencana gunung meletus, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…