ERA.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, Beberapa wilayah di Indonesia sudah mulai memasuki musim kemarau 2024. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati juga menginformasikan, sejumlah wilayah diperkirakan berpotensi mengalami kekeringan, sebab terjadi hari tanpa hujan selama 21-30 hari. Lantas kapan musim kemarau 2024 terjadi? Simak ulasan di bawah ini.
"Sebagian besar wilayah di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara sudah mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) sepanjang 21-30 hari atau lebih panjang," ujarnya dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.
Kapan musim kemarau 2024?
Kapan Indonesia memasuki musim kemarau? Dari analisis curah hujan dan sifat hujan yang dilakukan BMKG, wilayah Indonesia sudah mulai memasuki kondisi kering, khususnya di bagian selatan Khatulistiwa. Dwikorita lebih lanjut mengungkapkan, Sebanyak 19 persen sebagian wilayah Indonesia dari Zona Musim (ZOM) sudah masuk musim kemarau.
Pihaknya mengatakan, paling cepat musim kemarau di Indonesia diperkirakan terjadi pada akhir bulan Juni atau awal Juli 2024.
"Sebagian besar wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara diprediksi akan segera menyusul memasuki musim kemarau dalam 3 dasarian (30 hari) ke depan," paparnya.
Menurut Dwikorita, wilayah Indonesia akan didominasi kondisi kekeringan saat musim kemarau hingga akhir bulan September 2024.
Di mana saja wilayah yang berpotensi kekeringan di 2024?
Dwikorita menjelaskan, daerah dengan potensi curah hujan bulanan sangat rendah dengan kategori kurang dari 50 mm per bulan harus menerima perhatian khusus. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya mitigasi dan antisipasi dampak kekeringan yang kemungkinan besar terjadi saat musim kemarau.
Adapun daerah-daerah tersebut meliputi wilayah berikut:
- Sumatera
- Jawa
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Utara
- Bali
- Nusa Tenggara
- Sulawesi
- Maluku
- Papua.
Sementara itu, berdasarkan hasil monitoring hotspot yang dilakukan dengan satelit memperlihatkan, kemunculan beberapa hotspot awal terjadi di daerah-daerah rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Oleh sebab itu, dibutuhkan perhatian khusus sebagai antisipasi terjadinya kebakaran di sepanjang musim kemarau.
"Memperhatikan dinamika atmosfer jangka pendek terkini, masih terdapat jendela waktu yang sangat singkat yang bisa dimanfaatkan secara optimal sebelum memasuki peride pertengahan musim kemarau," jelasnya.
Fenomena El Nino
Dilansir dari situs resmi BMKG, terkait El Nino, Dwikorita menjelaskan bahwa hingga awal bulan Maret 2024, pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudra Pasifik menunjukkan El Nino moderat masih terjadi dengan nilai indeks 1,59. Adapun di Samudra Hindia, pemantauan suhu muka laut menunjukkan kondisi IOD Netral.
Fenomena El Nino tersebut, dia mengungkapkan, diperkirakan akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli 2024 dan setelah triwulan ketiga (Juli-Agustus-September) 2024 berpotensi beralih menjadi La Nina-Lemah. Sementara itu, hingga September 2024, kondisi Indian Ocean Dipole (IOD) diprediksi akan tetap netral.
Adapun kondisi suhu muka laut di Indonesia, diperkirakan berada dalam kondisi yang lebih hangat, dengan kisaran +0.5 - +2.0 derajat celcius lebih hangat dari kondisi normalnya.
Demikianlah ulasan tentang kapan musim kemarau 2024 terjadi di wilayah Indonesia. Semoga bermanfaat.
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…