Era.id - Astrid tiba di Pasar Agung, Depok II, Jawa Barat, pada Sabtu, 18 Juli kemarin sekitar pukul 07.00 WIB. Sambil menenteng tas belanjaan yang dia bawa dari rumah, Astrid masuk ke dalam pasar yang ada di lantai basement.
Dia masuk tanpa cuci tangan lebih dahulu. Bukan karena tak mau. Tapi pasar ini punya lebih dari selusin pintu masuk. Dan Astrid tidak menemukan lokasi cuci tangan seperti yang sudah diwanti-wanti Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
Astrid juga mengaku tidak ada pemeriksaan suhu tubuh di sini. Dia tidak tahu apakah para pedagang yang sedang subuh sudah mempersiapkan diri juga mengalami hal serupa.
Sebagai seorang ibu dari dua anak, pasar menjadi lokasi yang wajib dia kunjungi setiap akhir pekan. Berbagai bahan makanan untuk seminggu ke depan harus dia beli saban Sabtu. Dan tentu saja, dia tahu bahan-bahan makanan apa yang wajib dibeli.
Sambil memakai masker, Astrid pindah dari satu tempat ke tempat penjual lain. Dia akan pindah ketika sudah selesai bertransaksi di satu penjual. Satu atau dua penjual biasanya menyediakan air di dalam gayung untuk cuci tangan.
Tapi jangan juga harapkan tersedia banyak tempat cuci tangan. Kondisi di dalam Pasar Agung Depok teramat sempit. Jangankan cuci tangan, dia saja sering berpapasan dengan banyak orang saat berjalan. Bersentuhan pundak atau barang belanjaan, adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari.
Para penjual tidak semua juga abai dengan masker. Tapi sekali lagi, dengan kondisi pasar yang sempit, sirkulasi udara tidak maksimal dan padatnya pengunjung, masker bisa menambah tingkat kesulitan bernapas.
Panduan berbelanja dari dokter Reisa
Dengan segala kondisi di atas, memang bukan persoalan mudah bisa mematuhi panduan berbelanja di pasar dari Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Dokter Reisa Broto Asmoro. Panduan mengenai protokol kesehatan di pasar telah diatur dalam keputusan Menteri Kesehatan dan juga regulasi masing-masing daerah dalam rangka pencegahan dan pengendalian COVID-19. Sasaran panduan tersebut ditujukan kepada pengelola, pedagang, pekerja dan juga pengunjung.
Dokter Reisa Broto Asmoro sebelumnya sudah mengingatkan kepada para pembeli sebelum berangkat ke pasar harus memastikan kondisi yang sehat dan fit, serta mencari informasi terlebih dahulu tentang barang yang ingin di beli.
"Yang paling penting sebelum kita ke pasar adalah kita harus dalam keadaan sehat, wajib memakai masker, membuat catatan tentang rencana perbelanjaan guna mempersingkat waktu dan mengurangi kontak fisik dengan orang lain,” jelas dokter Reisa, Kamis (14/7) lalu.
Reisa juga menjelaskan bahwa pengelola dan pekerja pasar wajib menyediakan tempat cuci tangan atau wastafel dan sabun, tidak hanya di depan pintu masuk tetapi juga tersedia di berbagai blok sudut pasar agar dapat dijangkau oleh pengunjung.
Dalam hal ini, dokter Reisa juga menyarankan agar para pedagang wajib memakai masker, memakai sarung tangan saat bertransaksi, jaga jarak saat berada di dalam pasar, dan menjaga kebersihan masing-masing kios atau lapak.