Extinction Rebellion (XR) merupakan gerakan masyarakat yang ingin menghentikan perubahan iklim dan menghentikan kepunahan massal, serta meminimalkan risiko kehancuran sosial yang akan terjadi akibat efek krisis iklim global. Caranya adalah dengan aksi langsung tanpa kekerasan.
Gerakan yang lahir di Inggris tahun lalu ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan isu darurat iklim melalui diskusi terbuka, serta menyuarakan aspirasi melalui aksi di jalan.
Baca Juga: Mengenal Extinction Rebellion: Pemberontak yang Cinta Lingkungan
"Kita turun ke jalan untuk suarakan pernyataan kita sebagai rakyat yang khawatir terhadap masa depan bumi, agar pemerintah lebih serius lagi menangani isu ini," ujar Koordinator Extincion Rebellion Indonesia, Defrio Nandi kepada era.id, Senin (15/10/2019).
Sehari sebelumnya, XR Indonesia mengadakan diskusi panel terbuka lintas multidisiplin ilmu yaitu dari sisi pengamat kebijakan, sisi pergerakan masyarakat dan dari pemerintah yang bertajuk "Darurat Iklim: Indonesia sudah ada di mana?" Yang bertempat di Workwell Labs Kemang, Jakarta.
View this post on Instagram
Saat ini gerakan XR di Indonesia belum begitu masif. Tapi di Eropa dan Inggris Raya, gerakan ini semakin meluas dan menimbulkan beberapa insiden kericuhan hingga disebut pemberontak. Di London, para aktivis XR ditangkap polisi setempat ditangkapi karena dinilai mengganggu kenyamanan publik. Mereka melakukan aksi di pusat kota dan memblokir jalan.
Gerakan yang baru masuk ke Indonesia sekitar tiga bulanan ini beranggotakan belasan orang yang aktif 'kopi darat' tiap minggu. Mereka pun menjaring anggota leat formulir di situs mereka. "Kita juga ada form untuk bergabung di website kita dan sudah lebih dari 100 orang yang terdaftar, 60 orang ada di dalam group chat kita," sambung pria yang lama tinggal di Newcastle, Inggris ini.
Selain Jakarta, XR Indonesia juga akan digaungkan di kota lain seperti Yogyakarta dan Bali. Defrio menegaskan jika gerakan XR bebas dari aktifitas politik dan ideologi apa pun.
Extinction Rebellion Indonesia (Foto: Istimewa)
"Sebagai rakyat yang resah kita ingin mendesak agar pemerintah untuk menanggapi isu ini dengan lebih ambisius dan lebih serius lagi. Kita percaya bahwa isu Krisis Iklim harus ditanggapi dengan serius dari semua pihak politik praktis baik itu dari sisi penguasa ataupun sisi oposisi," tegasnya.
Untuk mempermudah komunikasi, mereka mempunyai beberapa kelompok kerja yang spesifik ke tujuan masing-masing "Ada kelompok seni, kelompok riset, kelompok aksi, dan kelompok outreach. lalu masing-masing kelompok memilih koordinator yang akan jadi agen untuk komunikasi dengan kelompok-kelompok lainnya," ujar Engineer di salah satu perusahaan startup ini.
Bagaimana? Tertarik ikut gerakan ini gengs?
Rekomendasi
Lounge22 Oct 2019 18:03Confluence: Keindahan yang Tertanam di Bawah Laut Indonesia
Afair18 Oct 2019 21:20Teror yang Mengekor di Balik Nama Besar Greta Thunberg
Popular
Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Salurkan Rp15 Miliar Bantu Korban Bencana Sumatera, Fantastis!
06 Dec 2025 20:301Gerindra Marah Lihat Bupati Aceh Selatan Umrah Usai Ngeluh Tak Sanggup Tangani Bencana
06 Dec 2025 07:492Prabowo Klaim Pemerintah Kerja Cepat Atasi Bencana tapi Warga Tamiang Berkata Sebaliknya
06 Dec 2025 07:073